Kebocoran Data Nasabah Kartu Kredit Bank BUMN

Alfons Tanujaya • December 25, 2024

Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)

Gambar 1, Klaim Bashe atas bocornya data salah satu bank BUMN

Kontan bank yang dimaksud memberikan klarifikasi karena hal tersebut menimbulkan kekhawatiran dari pemegang rekening bank.

 

<<Awal Press Release bank>> (Nama Bank sudah diganti dengan ABC)

 

Press Release ABC bahwa

Sistem dan Transaksi ABC Berjalan Normal dan Keamanan Data Terjaga
 
Yth. Nasabah ABC
Sehubungan dengan beredarnya informasi mengenai kebocoran data ABC, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut.
1. Kami memastikan bahwa saat ini data maupun dana nasabah aman. Seluruh sistem perbankan ABC berjalan normal dan seluruh layanan transaksi kami dapat beroperasi dengan lancar.
2. Nasabah tetap dapat menggunakan seluruh sistem layanan perbankan ABC, termasuk layanan perbankan digital seperti ABCmo, QLola, ATM / CRM, dan layanan ABC lainnya seperti biasa dengan keamanan data yang terjaga.
3. ABC menegaskan bahwa sistem keamanan teknologi informasi yang dimiliki ABC telah memenuhi standar internasional dan terus diperbarui secara berkala untuk menghadapi berbagai potensi ancaman. Langkah-langkah proaktif dilakukan untuk memastikan bahwa informasi nasabah tetap terlindungi.

 

<<Akhir Press Release Bank>>

 

Bashe juga memberikan sampel bukti data yang dimaksudkan di situsnya di darkweb dan setelah Vaksincom lakukan pengecekan sampel tersebut, data yang diberikan adalah VALID dan bukan data yang direkayasa. (lihat gambar 2)

Gambar 2, Pengecekan Vaksincom atas validitas data

Serangan Buzzer dan Keraguan Pers

Banyak rekan Pers yang ragu-ragu menginformasikan berita ini karena bank tersebut merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan merupakan pengiklan besar dan mungkin khawatir jika informasi ini ditayangkan akan mempengaruhi pendapatan iklan.

Terlihat juga usaha orkestrasi pihak tertentu untuk menyerang dan mendegradasi konten yang menginformasikan hal ini dengan menyerang menggunakan akun yang disinyalir buzzer.

Harusnya masalah sekuriti diatasi dengan disiplin sekuriti, kelemahan dalam sekuriti diatasi dengan memperbaiki diri, belajar dari insiden dan memperbaiki pengelolaan sekuriti. Bukannya dengan membatasi informasi yang merupakan hak masyarakat atau malah mengerahkan buzzer untuk menyerang dan memanipulasi fakta.

Pihak Pers juga diharapkan tetap memiliki idealisme karena pada dasarnya Pers bertanggung jawab memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat dan harusnya ada independensi redaksi pembuat berita tanpa perlu khawatir tekanan dari sisi bisnis.

 

Akibat Kebocoran Data

Harusnya bank yang bersangkutan berterimakasih kepada pihak yang peduli dan menginformasikan adanya kebocoran data, menyelidiki apakah benar data tersebut bocor dan bukan serta merta menyerang dan menyatakan informasi tersebut adalah Hoax. Kalau tidak mengevaluasi diri dan memperbaiki diri, maka dimasa depan data yang dikelolanya pasti akan kembali bocor kembali.

Sekalipun bank mendapat malu, jangan merasa sebagai pihak yang paling menderita atau dirugikan. Karena sejatinya pihak yang paling menderita dan dirugikan dalam hal ini adalah pemilik data, alias nasabah kartu kredit dari data yang bocor ini. Sebagai gambaran beberapa informasi kritis yang akan sangat merugikan pemilik data disini adalah :

  • Nama Lengkap
  • Tanggal lahir
  • Nomor HP
  • Nomor kartu kredit
  • Nama Gadis Ibu Kandung
  • Perusahaan
  • Alamat Lengkap Perusahaan

 

Jadi sekalipun pemegang kartu kredit tersebut sudah diganti nomor kartu kreditnya supaya tidak di Fraud atau katakan pemegang kartu memutuskan untuk menggunakan kartu kredit dari bank lain. Namun data yang bocor seperti Nama Lengkap, Tanggal Lahir, Nama Gadis Ibu Kandung, Nama Perusahaan tempat bekerja adalah data yang melekat pada pemegang kartu dan mustahil (sangat sulit) untuk diganti. Dan penipu dengan mudah memanfaatkan data yang bocor ini untuk aktivitas eksploitasi pemilik data yang bocor.

 

Apakah data bocor dari server Bank ?

Jika melihat struktur data yang dibocorkan oleh Bashe, data yang diberikan sudah tersusun dengan rapih (gambar 2) dan berbeda dengan struktur data salah satu bank digital yang juga bocor dan diunduh langsung dari server (lihat gambar 3). Selain itu pada ada kolom dengan nama "approve" yang mencantumkan nama bank pengelola data dan menunjukkan indikasi bahwa data tersebut kemungkinan besar memang milik bank yang bersangkutan dan dikelola oleh pihak ketiga.

Gambar 3, Sampel data bank digital yang juga bocor dan dibagikan Bashe

Maka dapat disimpulkan kemungkinan besar data bank ABC yang bocor tersebut kemungkinan besar bukan bocor dari server database bank. Dan kebocoran data ini juga tidak terbukti mengakibatkan gangguan yang berarti pada layanan bank tersebut.

Namun hal ini bukan berarti bahwa data yang bocor tersebut bukan merupakan tanggung jawab bank dan bank bisa lepas tangan "jika" data tersebut bocor bukan dari server database bank. Karena bank yang mengumpulkan dan mengelola data nasabah berarti bank harus bertanggung jawab atas keamanan data tersebut.

Jika bank ceroboh dalam memilih vendor pengelola data dan vendor tersebut diberikan data yang sedemikian penting, kemudian data tersebut bocor. Apakah bank bisa lepas tangan dan dengan mengatakan kalau kebocoran bukan dari database bank lalu ini bukan salah bank ?

 

Pelanggaran UU PDP

Sesuai ketentuan dalam UU PDP, dalam kebocoran data ini, pihak bank selaku Pengendali Data Pribadi memiliki kewajiban melindungi dan memastikan keamanan Data Pribadi yang diprosesnya (Pasal 27) dan Pengendali Data Pribadi wajib melakukan pengawasan terhadap setiap pihak yang terlibat dalam pemrosesan Data Pribadi (Pasal 28)

 

Selain itu, jika terjadi kebocoran data, Pengendali Data Pribadi memiliki kewajiban menginformasikan kepada pemilik data, KEmenterian dan masyarakat umum seperti yang tertuang pada pasal 40.

 

Pasal 40

(1) Dalam hal terjadi kegagalan pelindungan Data Pribadi, Pengendali Data Pribadi wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam kepada:

a. Pemilik Data Pribadi; dan

b. Menteri.

(2) Pemberitahuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengenai:

a. Data Pribadi yang terungkap;

b. kapan dan bagaimana Data Pribadi terungkap; dan

c. upaya penanganan dan pemulihan atas terungkapnya Data Pribadi oleh Pengendali Data Pribadi.

(3) Dalam hal tertentu Pengendali Data Pribadi wajib memberitahukan kepada masyarakat mengenai kegagalan pelindungan Data Pribadi.

 

Semoga hal ini bisa dijadikan sebagai pelajaran dan evaluasi bagi semua pihak yang mengelola data dan selalu belajar dari setiap kebocoran data untuk melakukan evaluasi melakukan pengelolaan yang lebih baik. Bukannya berusaha membungkam informasi kebocoran data, mengerahkan buzzer dan memberikan informasi bohong bahwa kebocoran data tidak terjadi.


Salam,
Alfons Tanujaya

[email protected]


PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini

Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800


Website : http://www.vaksin.com
Fanpage :
www.facebook.com/vaksincom

Youtube :  https://www.youtube.com/@alfonstan3090
Twitter : @vaksincom

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya May 2, 2024
Harapkan centang biru di langit, akun Instagram diserahkan Harapkan iPhone murah, uang diakun disetorkan S udah jatuh tertimpa tangga, itu adalah pepatah jadul dan melihat aksi penipuan phishing Instagram hari ini, pepatahnya bisa diganti menjadi sudah dijorokin, ditimpa tangga pula. Bagaimana maksudnya ? Aksi penipu mengelabui korbannya dengan iming-iming centang biru atau blue checkmark Instagram sangat banyak memakan korban dan mayoritas korbannya adalah akun Instagram SMB Small and Medium Business dengan jumlah follower ribuan. Dengan memalsukan diri sebagai admin Instagram dan iming-iming mendapatkan centang biru, korban ditawari centang biru dan digiring ke situs phishing untuk memulai proses mendapatkan centang biru. Jika korban percaya dan memasukkan kredensialnya, jelas bukan centang biru yang didapatkan melainkan haru biru karena akunnya dibajak. Celakanya lagi, akun yang dibajak akan digunakan untuk melakukan penipuan mengatasnamakan pemilik akun dan follower akun tersebut yang akan dijadikan sasaran penipuan. Follower dijanjikan promo penghargaan iPhone murah khusus untuk follower akun dan jika follower percaya dan mengikuti promo tersebut, ia dijanjikan dapat menebus iPhone dengan harga murah. Jika ia melakukan transfer ke rekening penipu, jelas bukan iPhone yang didapatkan melainkan penipuan dan hal inilah yang membuat pemilik akun yang dibajak tersebut ibaratnya : "Sudah dijorokin, ditimpa tangga". Menawarkan Centang Biru Penipu akan mengirimkan DM Direct Message kepada pemilik akun Instagram yang diincarnya. Jika anda tidak memiliki centang biru, maka anda akan diiming-imingi dengan centang biru dan memasukkan kredensial pada situs phishing yang telah dipersiapkan. Sedangkan untuk pemilik centang biru, mendapat ancaman pencabutan centang biru jika tidak melakukan verifikasi pada situs yang telah ditentukan. Untuk melancarkan aksinya, penipu akan membuat akun khusus dengan profile picture yang meyakinkan seperti gambar 1 di bawah ini :
Artikel Lainnya