Antisipasi Skimming yang selalu menjadi momok ATM

Alfons Tanujaya • March 15, 2018

Keledai tidak terperosok ke lubang yang sama

 Pembobolan dana rekening masyarakat di bank kembali terjadi dan menurut klaim resmi dari bank hal ini disebabkan oleh aksi skimming atau aksi pengkopian dan penggandaan kartu ATM secara diam-diam disertai kamera tersembunyi untuk mencuri PIN kartu ATM tersebut. Seharusnya pihak bank juga bisa memberikan bukti yang jelas kapan dan dimana skimming terjadi sehingga memang benar hal ini disebabkan oleh skimming dan kesimpulan tidak diambil berdasarkan data tidak langsung saja seperti aksi pencuri dana yang melakukan transfer dana melalui ATM saja atau menjadikan skimming sebagai kambing hitam untuk mayoritas kejahatan yang terjadi di ATM. Aksi pencurian dana pencurian melalui ATM menggunakan kartu palsu tidak menjadi jaminan kalau data kartu dan PIN tersebut didapatkan dari skimming. Data informasi pemegang kartu dan PIN bisa di dapatkan dari mana saja, bisa dari eksternal seperti skimming atau peretasan database maupun lemahnya penanganan data secara internal. Kalaupun benar skimming yang menjadi penyebab bocornya data nasabah, pertanyaannya, apakah lembaga keuangan sudah melakukan antisipasi untuk mencegah hal ini terulang ?

Keledai tidak terperosok ke lubang yang sama

 Sebenarnya aksi skimming ini sudah menjadi modus operandi yang dapat dikatakan kuno dan seharusnya bank jaman now sudah menerapkan prosedur mengantisipasi dan mencegah skimming ini di setiap mesin ATM yang dikelolanya. Salah satu prosedur dasar yang harus dilakukan adalah memasang mulut penerima kartu yang tidak simetris sehingga mempersulit pemasangan alat skimmer diikuti oleh PIN pad yang ditutup sedemikian rupa sehingga sulit di intip menggunakan kamera tersembunyi. Bahkan perkembangan terbaru menunjukkan bahwa teknologi untuk mengakali mulut penerima kartu ATM yang tidak simetris ini sudah tersedia dimana sekalipun sudah dipersulit memasang skimmer dengan bentuk mulut penerima kartu yang tidak simetris, secara teknis bisa saja skimmer tetap dipasang pada pada alat anti skimmer dan aktivitas skimming tetap bisa dijalankan tanpa disadari korbannya. (lihat gambar 1)

Alat anti “anti skimming” yang sudah tersedia di pasaran (sumber gambar http://i.dawn.com/large/2016/07/5787fa70e74f2.jpg)

Jadi anda bisa bayangkan, untuk ATM yang sudah memasang anti skimmer saja saat ini sudah kembali terancam oleh alat anti “anti skimmer” ini, apalagi ATM yang sama sekali belum menerapkan kebijakan pengamanan anti skimming pada ATMnya. Berapa tinggi resiko yang mengancam pengguna ATM tanpa anti skimmer.

Kesaktian CCTV

Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip ini yang seharusnya dianut oleh para pemangku kepentingan, baik pemerintah yang diwakili oleh OJK, kepolisian, manajemen lembaga keuangan dan pelaksana di lapangan.

Seperti diuraikan di atas, sekalipun sudah ada anti skimmer, akan muncul alat baru untuk mengantisipasi anti skimmer tersebut dan setiap kali muncul alat pengaman baru lagi, lalu akan muncul alat untuk mengantisipasi alat baru tersebut. Suatu proses yang tidak berkesudahan.

Namun sebenarnya ada satu metode pengamanan yang cukup efektif dan dalam banyak kasus membuat kriminal tidak berkutik. Pernah ada kasus seorang pencuri yang sudah melakukan aksinya dan berhasil mencuri tas korbannya. Ia tidak takut berbuat jahat kepada orang lain dan mengakibatkan orang lain menderita karena perbuatannya, namun setelah celingak celinguk dan mendapati bahwa ia diawasi oleh CCTV, tas yang berhasil dicurinya dikembalikan dan ia mengurungkan niatnya.

Pemanfaatan CCTV Close Circuit Television sebenarnya bisa menekan kejahatan di mesin ATM dengan sangat signifikan, asalkan penerapannya dilakukan dengan baik dan database CCTV selalu dianalisa dan dikelola dengan baik.

Dalam kasus skimming yang diutarakan oleh lembaga keuangan, jika data CCTV selalu disimpan, dikelola dan dianalisa secara disiplin oleh tim khusus. Semua aktivitas mencurigakan dan aktivitas penyalahgunaan ATM akan teridentifikasi dengan sangat cepat dan tidak perlu menunggu sampai jatuhnya korban dana nasabah yang raib baru mulai mencari siapa pelakunya. Selain aksi skimming yang akan terdeteksi di awal, data CCTV yang dikelola dengan baik juga bisa membantu pihak berwajib untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan lainnya yang dilakukan melalui mesin ATM.

Ada baiknya bagi pemerintah dalm hal ini OJK untuk melindungi masyarakat pengguna jasa perbankan mempertimbangkan menentukan sistem pengamanan minimal yang harus dipenuhi oleh setiap penyedia ATM, seperti keharusan penyediakan CCTV untuk memonitor lokasi ATM dan data CCTV tersebut harus disimpan untuk kurun waktu tertentu seperti data keuangan nasabah guna membantu analisa kejadian dan pihak berwajib jika terjadi aksi kriminal yang kemungkinan besar memang terjadi memanfaatkan mesin ATM.

Salam,
Alfons Tanujaya

PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini
Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya