BSI Lockbit ransomware chat

Alfons Tanujaya • May 23, 2023

Skill negosiasi yang rendah jadi bencana

Analisa Percakapan BSI-Lockbit, Kemampuan Negosiasi yang Rendah (detik.com)

https://finansial.bisnis.com/read/20230516/231/1656482/beredar-potongan-chat-diduga-lockbit-minta-tebusan-rp295-miliar-ke-bsi


Ransomware adalah ancaman yang nyata dan jelas hari ini. Khususnya untuk semua pelaku industri yang ingin memanfaatkan kanal digital untuk memberikan value added bagi layanannya. Kanal digital memberikan efisiensi yang luar biasa bagi semua pelaku industri, termasuk industri perbankan karena mereka tidak perlu lagi membangun cabang fisik yang membutuhkan biaya tinggi untuk bangunan, peralatan pendukung dan sumberdaya di seluruh Indonesia. Dengan memanfaatkan kanal digital maka jangkauan layanan perbankan secara instan akan tersedia di asalkan memiliki jangkauan internet dan hampir semua layanan perbankan dapat diakses dengan layanan perbankan ini, kecuali tarik tunai. Namun, kita tidak bisa mau makan nangka tetapi tidak mau mengurusi getahnya. Jadi kita bisa memanfaatkan kanal digital untuk menyediakan layanan kita, namun jaringan internet yang dimanfaatkan ini adalah jalur umum yang bisa dijangkau siapapun, termasuk orang yang memiliki tujuan jahat dan tentunya jaringan perbankan yang berurusan dengan uang merupakan sasaran utama dari penjahat digital. Karena itulah perhatian utama dan fokus yang besar harus dicurahkan oleh bank yang ingin memanfaatkan digital banking ini.

 

Saat ini, ancaman yang nyata dan paling berbahaya di internet adalah ancaman ransomware dan extortionware yang terbukti memakan korban ratusan perusahaan multinasional dan mengakibatkan kerugian triliunan rupiah. Kemampuan menghadapi ransomware ini harus dimiliki oleh semua pelaku digital karena dalam kenyataannya proteksi terhadap ancaman ransomware seperti antivirus secara nyata tidak dapat  menjamin akan bebas 100 % dari ransomware. Buktinya adalah korban ransomware yang banyak diisi oleh perusahaan besar Fortune 500 yang jelas tidak keurangan dana dan akses terhadap layanan anti malware terbaik yang tersedia.

Karena itu maka diharapkan pelaku ekonomi digital saat ini mempersiapkan dirinya dengan baik menghadapi ransomware seperti disiplin mengupdate patch piranti lunak dan piranti keras, menggunakan antivirus yang terupdate, menerapkan pencegahan anti ransomware seperti Vaksin Protect yang dapat mengembalikan data yang terenkripsi oleh ransomware dengan 1 klik, backup data secara baik dan benar sesuai kepentingan data dan pastikan data backup tidak dapat diakses sekalipun sistem anda berhasil diakses oleh ransomware. Untuk korporasi besar yang memiliki data yang berharga dan sensitif, pertimbangkan menggunakan sistem yang otomatis mengenkripsi data ketika dikopi keluar dari jaringan perusahaan untuk menghindari serangan lanjutan ransomware tingkat 2, extortionware seperti yang dialami oleh BSI.

 

Kemampuan Negosiasi dan Komunikasi Penting

Bernegosiasi dengan penyebar ransomware sebenarnya mirip dengan negosiasi jual beli di toko. Siapa yang lebih membutuhkan dan dalam posisi lebih terpojok akan berada dalam posisi tawar lebih rendah.

Jika anda datang ke toko ingin membeli produk dan terlihat memiliki banyak uang atau pamer, lalu dalam berkomunikasi tidak memiliki etika dan terkesan tidak menghargai lawan bicara. Apakah anda berharap penjual tersebut akan menghargai anda atau memberikan harga terbaik untuk produk yang anda beli ?

Apalagi dalam kasus ransomware, disini ibaratnya penjual adalah pemilik SATU-SATUNYA barang di dunia ini yang anda butuhkan. Tentunya posisi anda sebagai korban ransomware ini dalam posisi lebih lemah. Terlepas dari pelaku ransomware ini melakukan tindakan yang melanggar hukum dengan mengakses dan menyandera data anda yang jika berhasil dilacak oleh penegak hukum jelas akan dikenai tindakan tegas oleh penegak hukum.

Jika anda salah memposisikan diri dan kurang baik dalam bernegosiasi kemungkinan besar harus membayar mahal untuk kegagalan anda dalam bernegosiasi.

Lain ceritanya jika anda sopan dan memberikan penghargaan yang wajar kepada penjual dan membuat hatinya senang dan merasa dihargai, kemungkinan besar anda akan bisa bernegosiasi lebih baik dan mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan anda sombong dan arogan. Bersama ini Vaksincom melakukan analisa atas komunikasi yang dilakukan oleh salah satu korban ransomware dan pelajaran apa yang bisa dipetik.

 

Analisa Chat Lockbit dengan pihak yang diperkirakan perwakilan BSI.

Sebagai catatan, setelah berhasil mengakses sistem, mengenkripsi dan mengunduh data sistem korbannya, pembuat ransomware akan meninggalkan pesan berisi tautan untuk mengakses chat rahasia yang hanya bisa diakses oleh korban ransomware. Dan hasil chat antara negosiator dengan Lockbit dipublikasikan dalam situsnya.

Vaksincom melakukan analisa chat tersebut dan ada beberapa hal yang dapat menjadi pelajaran dalam bernegosiasi sebagai berikut :

  • Profile picture PP menggunakan scan US Dolar.
    Apakah ketidak sengajaan, ketidak tahuan atau mau menyindir administrator Lockbit yang membutuhkan uang. Admin Lockbit dalam hal ini menggunakan PP Anonymous. Tapi kesan yang diberikan adalah ini PP akun gambar US Dolar, aku punya uang. (lihat gambar 1))
Gambar 1, Awal chat dgn Lockbit
  • Komunikasi kurang sopan, tidak memperkenalkan diri. Langsung tembak :
    "give me proof that you have comptomised us".
    Bahkan pihak peretas yang malah lebih sopan menyapa dengan : "Hello".
    Kelihatannya pihak negosiator kurang diajari sopan santun oleh orang tuanya untuk selalu sopan dalam berkomunikasi dan kurang menyadari kalau posisinya disini lebih lemah.
    Jika anda dalam posisi admin Lockbit ini tentunya sudah menimbulkan rasa tidak suka kepada lawan chat anda. Pertama sudah pakai PP US dolar, artinya ini orang punya banyak uang nih, PP saja US Dolar. Oke, kalau begitu aku peras sebesar mungkin. Mana nada bicaranya seperti ini, sudah kebobolan datanya bukannya sopan malah sok sekali.
    Harusnya, ketika memulai chat, sapa dulu lawan bicara, gunakan sopan santun, siapa aku, lalu ceritakan sedikit latar belakang diri, buat suasana nyaman untuk bernegosiasi, timbulkan empati. Misalnya aku adalah pemilik komputer yang terkena retas dan karena kecerobohanku tempat kerja aku jadi kacau, sekarang aku dalam tekanan besar harus mempertanggungjawabkan perbuatanku. Apakah kamu bisa membantu ?
  • Gaya bahasa menggurui dan bertindak seperti atasan yang biasa memberikan perintah. (lihat gambar 2)
    Dalam chat terlihat bahwa kalimat yang dipilih mencerminkan pihak korban kurang mengerti posisinya lebih lemah dan ingin menunjukkan seolah-olah dirinya yang berkuasa atau bos. Telihat dari kalimat yang merendahkan :

    "you dont even know who's data you have stolen"
    "show me that customer data you think you hv stole it"

    Jika kita dalam posisi lebih lemah, adalah bodoh jika menempatkan posisi sebagai atasan. Berikan sedikit penghargaan kepada lawan negosiasi guna mendapatkan empati jika ingin mendapatkan hasil akhir negosiasi yang baik.
    Kalau Lockbitnya marah dia juga bisa menuding : aku berhasil mencuri datamu karena "kamu bodoh". Tetapi hal ini tidak dilakukan dan malah terlihat santai saja menghadapi gaya komunikasi yang sok perintah ini.

Gambar 2, Gaya bahasa arogan, memerintah seperti atasan.
  • Dalam kasus ransomware, harusnya ketika korban mengetahui menjadi korban langsung melakukan pemeriksaan data apa saja yang dicuri. Pembuat ransomware apalagi sekelas Lockbit jelas tidak akan mengeluarkan ancaman kalau belum memegang semua kartu truf yang dibutuhkan.
    Ketika menanyakan harga, harusnya negosiator juga memperhitungkan berapa kerugian reputasi, nama baik dan kepercayaan yang akan terjadi jika kasus ini terungkap ke publik dan harus bernegosiasi dengan piawai. Lockbit sudah melakukan riset dan mengetahui bahwa bank ini adalah bank dengan keuntungan milyaran dolar (lihat gambar 3).

Gambar 3, Lockbit sudah melakukan pekerjaan rumahnya mengetahui SWOT korbannya, hal ini seharusnya dilakukan juga oleh korban.

Seperti kita ketahui, akhir cerita dari Lockbit ini dimana data yang berhasil dicuri kemudian disebarkan dan dapat diunduh oleh banyak pihak. Dalam hal ini korban peretasan mengalami kerugian reputasi, runtuhnya kepercayaan nasabah dan nasabahnya mengalami penderitaan besar karena datanya yang dipercayakan ke bank tidak dijaga dengan baik dan disebarkan sehingga terbuka menjadi korban eksploitasi. Kompetitor perusahaan tentunya bersorak sorai bisa mendapatkan data intelligence gratis.

 

Lalu apakah semua kasus ransomware ini berakhir buruk ?

Apakah masih ada gunanya sopan santun dan komunikasi yang baik dalam berkomunikasi dan melakukan negosiasi ?

 

Jawabannya ada.

 

Berikut ini adalah salah satu ransomware yang berhasil mengenkripsi data server korbannya yang merupakan organisasi nirlaba. Berbekal pendekatan, komunikasi yang baik dan sopan, akhirnya pembuat ransomware berbaik hati memberikan kunci dekripsi kepada korban ransomware. Dan bahkan memberikan tips mengamankan datanya.

Gambar 4, Negosiasi yg baik dan sopan akan mendapatkan hasil yang baik



Salam,
Alfons Tanujaya

[email protected]


PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini

Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800


Website : http://www.vaksin.com
Fanpage :
www.facebook.com/vaksincom

Youtube :  https://www.youtube.com/@alfonstan3090
Twitter : @vaksincom

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya