Malware Indonesia Q4 - 2023

Alfons Tanujaya • December 30, 2023

Statistik malware Indonesia tahun 2023 ternyata dapat diwakili oleh serangan malware di kuartal 4 2023. Kategori malware yang paling banyak berusaha menginfeksi komputer dan dihentikan oleh Webroot pada 6.900 titik di seluruh Indonesia dan melakukan pelaporan secara online pada konsol manajemen antivirus dikuasai oleh malware dengan kategori Trojan, Generic, Adware, Crack dan Infector. Kelima kategori tersebut mengerucut pada satu jenis malware yang paling ditakuti oleh seluruh admin dan pengguna komputer hari ini : Ransomware dan menguasai 82,78 % dari seluruh insiden yang terdeteksi selama kuartal 4 - 2023.

Sisanya adalah malware Vintage (Jadul) seperti Sality, Ramnit, Virut dan Brontok. Disusul oleh kategori Worm, miner dan malware lain yang secara persentase tidak terlalu berarti dibandingkan dengan kategori ransomware.

 

Ransomware meraja

Mayoritas malware yang dihentikan tidak akan langsung terdeteksi sebagai ransomware karena memang ransomware sangat berhati-hati dalam menjalankan aksinya dan sekalipun ia berhasil menginfeksi komputer dan mengenkripsi data korbannya, mereka akan segera menghapus semua jejaknya dengan tujuan dapat menjalankan aksinya kembali dengan lebih mudah dan tidak terdeteksi. Sekalipun ada yang berhasil di deteksi, ransomware ini akan segera mengubah sidik jari dirinya baik dengan kompilasi yang berbeda sehingga setiap kali menjalankan aksinya, akan sangat sulit bagi definisi antivirus tradisional untuk mendeteksi dan menghentikannya.

Jadi cara terbaik untuk menghentikan ransomware adalah memonitor jalur masuknya dan menghentikannya dimana ransomware ini akan menggunakan berbagai macam metode untuk masuk ke komputer korbannya seperti melalui trojan, generic malware, crack, file infector atau adware.

Peringkat pertama malware yang paling banyak terdeteksi pada kuartal 4 di Indonesia adalah Trojan dengan persentase infeksi 32,45 %. Trojan yang berhasil dihentikan oleh Webroot adalah Trojan.Comroki.gen, W322.Backdoor.gen, W32.Bumat.Gen, W32.Dropper.Gen, W32.Trojan.Doublepulsar, W32.Trojan.Gen, W32.Trojan.GenKD dan W32.Trojan.Tiggre.

Sama seperti kuda Troya yang berhasil menghancurkan kota Troy, trojan ini akan menyamar sebagai file yang tidak berbahaya seperti rundllexe.dll dari Microsoft, program Winrar.exe atau Patch.exe dan jika tidak dihentikan, trojan ini akan menjalankan aksi jahat dan salah satu yang paling dikhawatirkan adalah membuka jalan bagi masuknya ransomware.

Menyusul di peringkat kedua dalah kategori Generic dengan persentase infeksi 19,07 % dengan anggota seperti W32.Gen.BT, W32. Malware.Gen, W32.Malware.Heur, W32.MalwareMlpe, W32.Meredrop.Gen dan W32.Rogue.Gen. Kategori generic adalah kategori malware yang sebenarnya belum terdeteksi oleh definisi antivirus sehingga tidak memiliki nama, namun berhasil dihentikan oleh Webroot dengan teknologi Evasion Shield, Script Detection, Infrared dan Rootkit Shield karena aplikasi jahat ini memiliki ciri atau menjalankan rutin berbahaya. (lihat gambar 1)

Gambar 1, Teknologi pendeteksi malware generik yang akan mengunduh ransomwar

Peringkat 3 dihuni oleh kategori Adware dengan persentase infeksi sebanyak 12,06 % dengan perincian Adware.Hotbar, PUA.Adware.Multiplig, PUA.gen, PUA.Opencandy, PUA.Deceptor, W32.Adware.Driver.Pack, W32.Adware.Gen, W32.Adware.Installcore, W32.AdwareWinsecsrv, W32.Deceptor.Bytemarket, W32.Deceptor.Ld.Player, W32.Deceptor.Turbo.Vpn, W32.Mogoogwi.Gen dan W32.Riskware.Defendercontrol.

Sebenarnya adware sesuai namanya Advertising Software pada awalnya adalah aplikasi pengganggu yang ditujukan untuk mendapatkan keuntungan finansial dari iklan dan menampilkan iklan yang tidak diinginkan oleh korbannya dan dalam perjalanannya berkembang menjadi aplikasi jahat dan terkadang digunakan oleh ransomware untuk menjalankan aksinya.

Peringkat ke empat dihuni oleh kategori yang ternyata masih banyak digunakan oleh pengguna komputer di Indonesia : Crack alias software bajakan. Seperti kita ketahui, jika kita ingin menggunakan aplikasi yang harusnya berbayar namun tidak ingin membayar, salah satu cara yang sering digunakan adalah menggunakan crack alias aplikasi yang memungkinkan penggunanya membuka proteksi atau pembatasan aplikasi asli sehingga aplikasi tersebut dapat digunakan secara penuh tanpa perlu membayar tetapi menginstal aplikasi tambahan yang disebut crack. Tidak semua crack berisi aplikasi jahat, namun selain melanggar hukum hak cipta, ternyata penggunaan crack ini sangat rentan disusupi rutin jahat yang selain membuka pembatasan aplikasi berbayar, ternyata diam-diam juga menjalankan aksi lain seperti membuka jalan bagi aplikasi jahat lain untuk masuk ke dalam sistem. Adapun crack yang menguasai 9,66 % dari keseluruhan insiden malware di kuartal 4 - 2023 di Indonesia terdiri dari W32.Hack.Tool, W32.Hack.Tool, W32.Hacktool.Kms, W32.Hacktivator, W32.Hacktool.Gen, W32.Hacktool.Kms, W32.Hacktool.Passviewer dan W32.Hacktool.Riskware.

Peringkat kelima yang cukup menonjol dan perlu menjadi perhatian adalah kategori Infector dengan persentase infeksi 9,53 %. Kategori infector ini perlu menjadi perhatian karena aksinya menginfeksi file driver, seperti file printer management library Fuji Xerox PMSSNMPUTILITY.dll dan File Printer Setup Epson Seiko Corporation dengan nama file deviceop.exe, oeminf.dll. bitdefender dengan nama bdfltlib.dll. Adapun nama malware yang diberikan oleh Webroot terhadap kategori infector ini adalah : W32.File.Infector, W32.Fileinfector.Floxif dan W32.Infectedfile.Expiro

 

Diluar dari 5 kategori utama di atas yang menjadi sarana utama Ransomware dalam menjalankan aksinya, ada kategori Vintage atau malware jadul di peringkat ke 6 dengan persentase infeksi sebanyak 6,27 %, kategori Worm 5,69 %, kategori Ransomware yang setelah diteliti lebih jauh adalah ransomware lawas Wannacry yang sudah tidak dimaintain oleh pembuatnya tetapi masih menjalankan aksi wormnya dengan infeksi sebanyak 3,72 % diikuti oleh kategori miner pada peringkat 10 dengan persentase 0,68 % seperti W32.Miner, Bitcoinminer.Gen, W32.Coinminer.Gen, W32.Coinminer.Nicehash dan W32.Coinminer.Xmrig.

Sedangkan pada peringkat 9 dengan persentase infeksi yang dihentikan sebanyak 0,86 % adalah malware lainnya seperti W32.Convagent, W32.Expiro, W32.Infostealer.Zeus, W32.Killav, W32.Luminati, W32.Sefdel, W32.Staser.Epnn dan W32.Webdown.

 

Adapun daftar malware yang paling banyak terdeteksi menginfeksi di Indonesia dan dihentikan oleh tim Vaksincom dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1, Top 10 kategori Malware Indonesia Q4 - 2023


Salam,
Alfons Tanujaya

[email protected]


PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini

Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800


Website : http://www.vaksin.com
Fanpage :
www.facebook.com/vaksincom

Youtube :  https://www.youtube.com/@alfonstan3090
Twitter : @vaksincom

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya