TFA pakai SMS Premium ??

Alfons Tanujaya • December 19, 2023

Pengamanan otentikasi dua faktor alias Two Factor Authentication (TFA) sudah menjadi tulang punggung pengamanan kredensial penting dan pengamanan transaksi keuangan di Indonesia. Kekuatan utama TFA dibandingkan pengamanan dengan password adalah TFA memiliki keunggulan passwordnya hanya bisa dipakai 1 kali, One Time Password (OTP). Jadi andaikan password akun berhasil dicuri baik dengan keylogger, trojan atau bocor karena kecerobohan pengelola aplikasi, namun akun tersebut tetap akan aman karena diproteksi dengan OTP yang hanya diketahui oleh pemilik akun.

TFA itu sendiri memiliki beberapa alternatif pengiriman seperti kalkulator token yang digunakan oleh internet banking, aplikasi authenticator seperti Google Authenticator atau Authy, USSD atau SMS. Karena pertimbangan jangkauan, biaya dan kemudahan penggunaan SMS merupakan sarana yang paling banyak digunakan untuk mengirimkan OTP karena layanan SMS sudah termasuk kedalam paket operator dan setiap nomor ponsel yang aktif sudah dapat menerima SMS tanpa perlu tambahan biaya dan membuka SMS tidak membutuhkan keahlian khusus seperti membuka aplikasi authenticator atau repot membawa-bawa kalkulator token.

Namun sebenarnya SMS adalah sarana pengiriman informasi yang kurang aman karena tidak dienkripsi, sehingga dibandingkan pengiriman pesan modern seperti Whatsapp, Telegram,Palapa (messaging buatan anak bangsa) dan Signal sebenarnya SMS ini kurang aman karena bisa di sadap dan bisa di baca. Hal ini juga terbukti dari eksploitasi SMS menggunakan APK palsu di Android yang akan datang dalam bentuk aplikasi palsu yang memalsukan Undangan Pernikahan, Kurir Online dan Surat Tilang yang jika dibuka akan mencuri SMS ponsel Android korbannya termasuk SMS OTP yang tidak terenkripsi sehingga menyebabkan banyak akun m-banking yang bobol karena mengandalkan SMS sebagai OTP.

 

Praktek SMS Premium sebagai OTP yang high cost dan tidak efisien

Selain kelemahan tidak terenkripsi, rupanya dalam implementasi SMS sebagai OTP juga terjadi inefisiensi alias biaya tinggi yang ditimbulkan oleh pemanfaatan SMS sebagai OTP. Jika pengiriman SMS antar operator berkisar di angka Rp. 50,- per SMS dan bahkan banyak pilihan paket langganan yang menggratiskan pengiriman SMS antar operator, namun SMS OTP tidak termasuk ke dalam kategori tersebut dan dimasukkan ke dalam layanan SMS Premium.

Dan yang menjadi masalah adalah biaya SMS Premium ini yang sangat mahal mencapai Rp. 1.500,- per SMS. Hal ini juga ditambah dengan kebijakan operator yang secara otomatis membebankan biaya SMS OTP tersebut kepada penerima SMS tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. Seperti kita ketahui, sebenarnya operator memiliki fitur pemberitahuan kepada penerima SMS P2P (Person to Person) jika ada kiriman SMS masuk dan biaya SMS akan dibebankan kepada penerima SMS. Namun untuk A2P (Application to Person) operator sama tidak memberitahukan kepada penerima SMS OTP dan penerima SMS OTP harus merelakan dikenakan biaya SMS Premium setiap kali menerima SMS OTP tanpa pemberitahuan terlebih dahulu bahwa ia akan dikenakan SMS Premium ketika menerima OTP dan tidak ada pilihan untuk menolak.

Praktek ini diperparah oleh aksi bank memanfaatkan SMS Premium ini sebagai sarana mengirimkan pemberitahuan transaksi kepada pemilik akun seperti adanya transaksi transfer keluar, melakukan transaksi QRIS, menerima uang masuk dan lainnya. Jadi, setiap kali ada transaksi perbankan dan pemilik rekening menerima pemberitahuan transaksi melalui SMS ia akan dikenakan biaya SMS Premiumuntuk setiap SMS yang diterimanya.

Sebagai contoh, jika anda melakukan transaksi QRIS Rp. 10.000,- dan anda menerima pemberitahuan transaksi QRIS pulsa anda otomatis dipotong Rp. 1.500,-, maka bottom linenya biaya yang harus anda tanggung atas transaksi tersebut adalah 15 %.

Bayangkan jika setiap hari satu bank mengirimkan 100.000 pemberitahuan transaksi ke SMS dan biaya yang dikenakan ke nasabah Rp. 1.500,-, maka biaya SMS yang muncul adalah Rp. 150 juta per hari per bank. Satu bulan biaya yang dibebankan oleh Bank kepada nasabah adalah Rp. 4,5 milyar.

Alasan menggunakan SMS Premium untuk memberitahukan adanya transaksi perbankan patut dipertanyakan. Jika alasannya mengenakan biaya SMS Premium adalah karena adanya pembuatan aplikasi yang mahal, bukankah Bank sudah mendapatkan penghematan luar biasa dengan adanya kanal digital ini. Tanpa perlu membangun cabang fisik, tidak perlu menambah tenaga kerja untuk cabang baru dan biaya overhead yang jauh lebih rendah dibandingkan membangun cabang fisik bank sudah bisa mendapatkan banyak nasabah baru. Seharusnya penghematan besar ini dialihkan kepada biaya pembuatan aplikasi SMS ini dan aplikasi di kanal digital ini dan tidak dibebankan lagi kepada nasabah.

Selain itu, seiring berjalannya waktu, seharusnya biaya pembuatan aplikasi makin murah dan adanya penyusutan membuat biaya makin murah. Tetapi faktanya, biaya SMS Premium pemberitahuan transaksi ini bukannya makin murah, melainkan makin mahal. Menurut catatan Vaksincom, pada tanggal 3 Januari 2022 ketika menerima SMS pemberitahuan adanya transfer masuk ke rekening bank melalui SMS, pihak operator mengenakan biaya SMS Rp. 690,-. Namun pada 2 Juni 2023 ketika menerima informasi dana transfer masuk yang sama bank pemerintah tersebut mengenakan biaya Rp. 875,-.

Lain lagi pada salah satu bank swasta nasional, untuk informasi transaksi QRIS sebesar Rp. 20.000,-, bank tersebut mengenakan biaya Rp. 1.500,-. Sehingga secara tidak langsung transaksi QRIS tersebut mengakibatkan biaya tambahan Rp. 1.500,- (lihat tabel 1)

Tabel 1, Penggunaan SMS Premium untuk informasi transaksi mutasi bank cukup membenani nasabah

Bank mungkin berkilah bahwa nasabah diberikan pilihan mereka bisa menonaktifkan pilihan tersebut. Namun dalam menu setting notifikasi, tidak ada informasi bahwa jika menggunakan Push Notification atau SMS akan dikenakan biaya SMS Premium sebesar Rp. 1.500,-

(lihat gambar 2)





Gambar 2, Menu Mbanking bank tidak menginformasikan kalau menerima SMS informasi transaksi akan dikenakan biaya SMS Premium

Selain itu, dari pihak provider dan penyedia layanan telekomunikasi juga tidak memberikan pilihan kepada penerima SMS OTP dan SMS informasi transaksi bahwa ia akan menerima SMS Premium dan biaya pengiriman SMS Premium ini akan ditanggung oleh penerima.

Mungkin operator berkilah ini adalah SMS A2P Aplication to Person dan bukan SMS P2P Person to Person. Tetapi pada dasarnya pengenaan biaya SMS Premium kepada nasabah ini untuk pengiriman SMS OTP agak sulit diterima dan kurang fair bagi nasabah.

Bank sudah menikmati manisnya efisiensi kanal digital dan mendapatkan penghematan luar biasa dengan kanal digital ini karena tidak perlu membangun cabang fisik dan overhead yang lebih rendah. Namun penghematan besar ini bukannya dialihkan dengan bijak kepada nasabah supaya dapat menikmati layanan digital yang lebih cepat, efisien dan hemat. Tetapi terkesan kalau bisa mendapatkan keuntungan besar, mengapa tidak dilakukan ?

 

Apa yang harus dilakukan ?

Dalam hubungan antara nasabah dengan bank, secara kemampuan dan sumberdaya, jelas bank memiliki power yang lebih besar dan nasabah berada dalam posisi yang lebih lemah dan tidak mempunyai posisi tawar dan harus menuruti apapun yang ditentukan oleh bank. Meskipun hal tersebut kurang adil. Karena itulah peran regulator disini sangat dibutuhkan.

Ada dua pihak yang seharusnya cukup peka terhadap praktek mau menang sendiri dan merugikan nasabah ini. Pertama adalah regulator keuangan seperti Bank Indonesia dan OJK yang bertugas mengatur regulasi di industri perbankan. Harusnya BI dan OJK bisa mengawasi praktek pengenaan biaya tinggi ini dan menentukan standar informasi yang jelas seperti :


  1. Adanya informasi yang jelas pada menu digital bank jika nasabah akan dikenakan biaya tambahan, apalagi SMS Premium dimana yang berkepentingan dengan pengiriman SMS Premium ini adalah Bank dan Nasabah. Mengapa nasabah saja yang harus menanggung biaya SMS Premium ini dan tidak ada pilihan untuk menerima OTP selain SMS Premium yang jelas-jelas mengenakan biaya Premium dan mahal, padahal penerima manfaat adalah kedua belah pihak, bank dan nasabah. Dan Bank dalam kasus ini sudah mendapatkan keuntungan terlebih dahulu karena adanya penghematan biaya karena memanfaatkan kanal digital yang bisa dialihkan untuk menyerap biaya pengiriman SMS OTP.
  2. Informasi transaksi atau mutasi yang juga dikenakan biaya premium. Praktek seperti settingan awal / default aplikasi m-banking yang secara otomatis mengaktifkan pengiriman SMS Premium seharusnya bisa diregulasi dimana ada informasi yang jelas bahwa jika informasi transaksi atau mutasi dikirimkan ke SMS maka penerima akan dikenakan biaya SMS Premium dan penerima diberikan pilihan lain yang lebih ekonomis seperti pengiriman ke email dan regulator juga mengawasi kehandalan mailserver bank dalam mengirimkan informasi transaksi ke email. Jangan karena gratis atau tidak dikenakan biaya pengiriman informasi transaksi melalui email tidak dikelola dengan baik dan informasi menjadi tidak handal sehingga memaksa nasabah menggunakan SMS.

 

Selain itu, peran regulator telekomunikasi juga diperlukan dimana Kominfo sebagai pihak regulator telekomunikasi dapat mengevaluasi praktek bisnis yang kurang beretika dan mau menang sendiri yang dilakukan oleh operator.

Ketika pengguna layanan seluler menerima SMS Person to Person P2P dan akan menanggung biaya ini, mereka harus diberikan pilihan untuk menolak biaya ini. Namun mengapa ketika menerima SMS A2P Application to Person malah tidak diberikan pilihan dan pulsanya main di potong saja.

Evaluasi juga perlu dilakukan untuk melihat mengapa biaya SMS Premium yang harusnya makin hari makin murah kok malah terbalik, makin hari menjadi makin mahal. Praktek pembebanan biaya tinggi memanfaatkan kanal SMS yang tidak aman dan jadul ini jelas akan membuat pihak yang berkepentingan melirik kanal lain. Sebagai contoh, saat ini Google sudah memanfaatkan Whatsapp dalam pengiriman OTP.

 

Semoga hal ini bisa menjadi evaluasi bagi semua pihak yang berkepentingan.


Salam,
Alfons Tanujaya

[email protected]


PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini

Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800


Website : http://www.vaksin.com
Fanpage :
www.facebook.com/vaksincom

Youtube :  https://www.youtube.com/@alfonstan3090
Twitter : @vaksincom

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya