Mengamankan OTP dengan PIN, ibarat membentengi tank dengan mobil jeep

Alfons Tanujaya • October 31, 2020

OTP One Time Password adalah kata kunci sekali pakai yang berada pada kasta tertinggi dalam pengamanan aset digital dan jika di urutkan dalam arsenal darat bisa di ibaratkan sebagai tank. Sedangkan kata kunci baik dalam bentuk huruf, angka (PIN), tanda baca atau kombinasi ketiganya diyakini memiliki keamanan lebih rendah dari OTP dan termasuk dalam kasta lebih rendah yang dapat diibaratkan sebagai mobil Jeep. Jadi jika ada aplikasi yang menggunakan PIN untuk mengamankan OTP, kira-kira seperti menggunakan mobil Jeep Wilis dalam perang untuk melindungi tank.

Di tangan jendral yang mengerti kekuatan dan kelemahan arsenal dengan baik, bisa saja Jeep digunakan untuk mendukung tank karena memang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, namun di tangan orang yang kurang mengerti kelebihan dan kekurangan dari setiap metode pengamanan ini, implementasi yang salah bukannya memberikan pengamanan tambahan yang lebih ketat malah sebaliknya melainkan membuat pengamanan akun makin rumit, sulit di implementasikan dan tetap rentan di eksploitasi.


Pengamanan kata kunci

Kata kunci adalah nenek moyang atau mbahnya pengamanan kredensial dan sempat menjadi metode pengamanan favorit dan terbaik pada masa awal penerapan sekuriti. Apalagi kata kunci ini menggunakan kombinasi huruf, angka dan tanda baca atau simbol. Jangankan peretas, pemilik akun saja kadang-kadang terkunci dari akunnya karena ketika ia lupa kata kunci akunnya. Karena itu banyak pemilik akun memiliki metode tertentu untuk memilih kata kunci seperti tanggal lahir anaknya, nama anak ayam atau ikan cupang favorit peliharaannya waktu kecil atau nomor telepon mantannya. Namun karena perkembangan digital yang sangat tinggi, akun yang dimiliki menjadi makin banyak, sedangkan nomor telepon mantan terbatas, sehingga banyak terjadi kata kunci mantan yang sama digunakan berulang-ulang untuk berbagai macam akun. Celakanya, jika salah satu akun saja yang digunakan bocor, seperti yang dialami oleh Linkedin dan Yahoo yang mengalami kebocoran database pengguna dan tersebar di dunia maya. Maka bukan hanya nomor telepon mantan yang bocor dan diketahui oleh peretas, melainkan semua kata kunci akun yang lain juga diketahui, karena kredensial awal (username) umumnya sudah diketahui dan menggunakan alamat email atau nomor telepon yang sulit diganti. Contoh di atas hanya salah satu sebab kecil mengapa kata kunci masuk kategori mobil Jeep dan bukan tank dalam arsenal pertahanan akun digital. Setelah Vaksincom memberikan penyebab utama kelemahan pengamanan kata kunci, bisa-bisa anda mengusulkan kategori baru bagi kata kunci.


Sebab utama keruntuhan masa kejayaan kata kunci adalah karena adanya agen rahasia atau mata-mata. Namanya mata-mata tentunya tidak disadari keberadaannya, kalau ketahuan yah namanya mata-mata apes atau kamu ketahuan. Tapi yang jelas, dampak dari adanya mata-mata ini adalah kebocoran kredensial dan kerugiannya bisa sangat besar dan signifikan bagi pemilik akun. Bagaimana mata-mata ini bisa masuk ke perangkat digital anda ? Program mata-mata dikenal sebagai trojan atau keylogger ini bisa menyamar dalam banyak bentuk, salah satunya dalam bentuk crack atau program bajakan / gratisan yang kita unduh, bisa juga diselipkan ketika anda sedang menonton film streaming gratisan yang mengharuskan anda menginstal aplikasi tambahan jika ingin menonton film yang anda idam2kan atau bisa juga terinstal tanpa anda sadari di latar belakang ketika anda sedang berselancar atau mendapatkan pop up iklan. Lalu apa yang akan dilakukan oleh keylogger ini ? Ia akan merekam semua aktivitas anda, situs apa saja yang anda kunjungi, apa saja yang anda ketikkan pada keyboard anda dan pada beberapa kasus yang jarang mampu mengaktifkan kamera dan mikrofon. Jadi berapa rumitpun kata kunci yang anda miliki, ketika anda ketikkan tetap akan dapat diketahui. Berapa sering anda berganti kata kunci dan mengganti nomor telepon mantan sebagai kata kunci, semua akan terekam dengan baik dan dikirimkan kepada peretas yang siap menerima data dan langsung mengambil alih / mengeksploitasi akun anda. Karena itulah praktisi sekuriti menyarankan anda untuk melindungi semua perangkat digital anda dengan aplikasi antivirus seperti Webroot dengan teknologi Evasion Shield yang dapat mendeteksi aplikasi dan situs yang mengandung Trojan / Keylogger


Jadi setelah mengetahui adanya program mata-mata yang bisa merekam serumit apapun kata kunci yang anda miliki, menurut anda analogi kata kunci sebagai mobil Jeep masih cocok ? Atau anda ingin mengusulkan kategori tambahan, mobil pick up ?


Mengamankan Tank dengan Jeep ?

Ibarat dalam perang, tidak ada pakem yang harus di turuti dalam mengamankan kredensial. Tidak ada aturan kalau pengamanan akun harus menggunakan kredensial (username dan password) lalu diperkuat dengan OTP One Time Password. Hanya saja, pengamanan OTP ibaratnya pengamanan terbaik dan menjadi senjata andalan dan dalam teknik pengamanan TFA/MFA Two / Multi Factor Authentication teknik yang lazim digunakan adalah pengamanan awal menggunakan kredensial lalu diperkuat dengan pengamanan TFA yang dalam hal ini adalah menambahkan OTP (One Time Password) atau Password sekali pakai.

Salah satu aplikasi populer yang langsung menggunakan OTP tanpa kredensial adalah aplikasi populer WhatsApp dimana ketika anda menginstal WhatsApp maka secara otomatis kredensial dalam bentuk OTP dikirimkan ke SMS nomor telepon yang bersangkutan dan tidak akan bisa diketahui oleh siapapun kecuali pemilik akun / SMS nomor telepon yang bersangkutan. Meskipun sudah menggunakan OTP yang merupakan pengamanan terbaik, buktinya masih bisa dieksploitasi dan banyak terjadi pengambilalihan akun WhatsApp. Sama halnya pertahanan darat menggunakan tank yang tadinya dianggap sebagai pertahanan terbaik karena tidak mempan di tembak peluru konvensional dan mampu menerabas dan meruntuhkan tembok rumah namun akhirnya menjadi sasaran empuk RPG dan bom molotov  karena lamban dan penglihatannya terbatas, maka pengamanan dengan OTP yang dilakukan oleh WhatsApp berhasil dieksploitasi terutama dengan rekayasa sosial dimana penipu berpura-pura sebagai pihak berwenang menghubungi pemilik akun dan dengan berbagai macam tipu daya yang sangat meyakinkan berhasil mengelabui korbannya untuk memberikan kode akses atau mengklik tautan verifikasi yang dikirimkan ke SMS pemilik akun sehingga akun menjadi berpindah tangan.

Karena itulah maka WhatsApp menambahkan lapisan pengamanan baru yaitu PIN 6 angka yang hanya diketahui oleh pemilik akun WhatsApp dan disebut sebagai Two-Step Verification. Berbeda dengan TFA konvensional dimana OTP adalah lapisan pengamanan kedua yang mengamankan kredensial. Disini yang terjadi adalah terbaik dimana Two-Step Verification WhatsApp adalah PIN yang mengamankan OTP. Jadi secara teknis jika di perangkat tersebut terkandung Trojan atau Keylogger, maka PIN tersebut akan bisa diketahui. Dan lucunya, metode yang digunakan oleh WhatsApp ternyata diadopsi oleh penyedia sistem pembayaran online di Indonesia.

Apa resikonya, bagaimana kriminal akan berusaha mengeksploitasi sistem ini dan bagaimana implementasi yang ideal ? Penulis akan menuangkan dalam tulisan selanjutnya.

Salam,
Alfons Tanujaya

PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini
Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya