Rekening Bank di kuras, salah siapa ?

Alfons Tanujaya • June 13, 2022

Rekening Bank dikuras, salah siapa ?

Pengamanan harimau tidak sama dengan orang utan

Belajar dari video orang utan menarik pengunjung yang berniat membuat konten di Kebun Binatang Kasang Kulim malah kakinya ditarik paksa dengan kuat oleh orang utan dan jempol kakinya hampir di kulum oleh urang utan tersebut sehingga sangat ketakutan dan berteriak minta tolong, siapa yang salah ? (lihat gambar 1)s ba

Gambar 1, Pria pemanjat pagar kandang demi konten youtube ditarik orang utan

New Paragraph

Apakah pengunjungnya yang salah, orang utannya atau kebun binatangnya yang salah ?

Jelas pengunjungnya salah. Sudah ada peringatan "DILARANG MELINTASI PAGAR KANDANG SATWA" dan sudah diberi pagar pembatas yang berjarak cukup jauh dan aman. (lihat gambar 2)

Gambar 2, Pagar pembatas pendek dan peringatan dilarang melintasi pagar

Namun pagar ini dilompati oleh pembuat konten tersebut. Dan hal ini sudah diselesaikan dengan permintaan maaf oleh pembuat konten tersebut kepada pihak pengelola kebun binatang.

 

Berkaca dari pengalaman tersebut, apakah ada hal yang bisa dilakukan oleh pihak kebun binatang untuk mencegah hal yang sama terjadi lagi di masa depan ?

Ada dua hal yang mungkin bisa dilakukan oleh pengelola kebun binatang. Pertama menempatkan petugas penjaga kandang yang akan membantu dan mengawasi pengunjung supaya tidak melakukan tindakan yang melanggar aturan. Namun menempatkan petugas untuk menjaga kandang tentunya membutuhkan biaya tinggi.

Pilihan kedua adalah pihak pengelola kebun binatang membangun pagar yang lebih tinggi dan sulit dilewati sehingga tanpa penjagaan petugas sekalipun, pengunjung tetap bisa melihat orang utan namun tidak terlalu dekat dengan kandang orang utan tersebut.

 

Metode yang sama seharusnya diterapkan dalam pengamanan akun finansial sehubungan dengan kebocoran kredensial digital banking yang baru terjadi di Padang dan mengakibatkan kerugian lebih dari 1 milyar rupiah dari pemilik akun karena dikelabui sedemikian rupa sehingga tertipu memberikan kredensial, PIN transaksi dan kode OTPnya yang kemudian digunakan untuk menguras saldo di rekening tersebut.

Berkaca dari kasus orang utan di atas, secara hukum yang salah dalam kasus fraud ini memang pemilik akunnya, karena ia memberikan kredensial, PIN dan OTP rekeningnya kepada penipu. Dan sesuai dengan peraturan penggunaan aplikasi, setiap pengguna seharusnya melindungi kredensial akunnya dengan sebaik-baiknya dan setiap kerugian karena kredensial yang bocor ini adalah resiko pemilik akun atau pengguna aplikasi.

 

Namun hal ini tidak semata-mata masalah hukum dan perlu ditelaah lebih jauh lagi, apakah pihak penyedia layanan sudah melakukan pengamanan yang baik sehingga mempersulit aksi jahat ini ?

Pengguna internet banking dan mobil banking mayoritas adalah orang awam. Sehingga pengamanannya harus maksimal dan disesuaikan dengan resiko rekening tersebut. 

Apabila resiko finansial secara nominal relatif kecil seperti e wallet dengan limit maksimal 2 juta - 10 juta per akun, perlindungan dengan PIN dan OTP secara teknis sudah cukup dan bahkan kartu e money tidak memiliki pengamanan kredensial dimana siapapun yang memegang kartu e money tersebut akan langsung bisa menggunakan dana pada e money tersebut tanpa perlu memasukkan kredensial apapun karena alasan kepraktisan, kenyamanan dan kecepatan transaksi lebih diutamakan.

Namun jika resiko finansialnya secara nominal lebih besar seperti rekening koran atau rekening tabungan dengan limit transaksi ratusan juta per hari, maka pengamanan mengandalkan password, PIN dan OTP sekalipun sebenarnya masih kurang dan harus ditingkatkan.

Jika pengamanan e wallet dapat kita umpamakan pengamanan kandang orang utan, maka pengamanan mobile banking ini dapat di ibaratkan pengamanan kandang harimau. Jelas metode pengamanan kandang harimau harus lebih tinggi dari pengamanan kandang orang utan karena resiko yang lebih tinggi karena akibat kaki di kulum orang utan berbeda dengan di kulum harimau.

 

Lalu hal apa yang bisa dilakukan oleh pihak bank penyedia layanan mobile banking untuk menambah pengamanan mobile banking atau akun lain yang memiliki limit transaksi tinggi ?

 

Banyak metode yang bisa digunakan, beberapa hal yang dapat dipertimbangkan adalah :

  1. Akun mobile banking dikaitkan hanya dengan nomor telepon dan perangkat telepon yang sudah didaftarkan sehingga sekalipun kredensial mobile banking tersebut bocor, transaksi finansial tidak akan bisa dilakukan karena menggunakan perangkat atau nomor telepon yang berbeda dari yang terdaftar.
  2. Penggantian nomor telepon atau perangkat telepon harus melalui verifikasi yang handal dan ketat. Mengandalkan verifikasi OTP saja untuk mengganti perangkat tidak disarankan karena kode OTP ternyata bisa dicuri dari nasabah dengan menggunakan tipu daya rekayasa sosial yang tepat dan situs phishing. Meskipun merepotkan, untuk rekening dengan limit transaksi besar harus melakukan verifikasi terpercaya seperti verifikasi ke Customer Service bank yang bersangkutan atau metode lain yang dapat menjamin keabsahan nasabah sehingga dapat mencegah eksploitasi melalui rekayasa sosial dan phishing.

 

Secara hukum memang institusi finansial tidak bisa disalahkan, namun jika menyamakan pengamanan rekening dengan limit transaksi kecil dengan rekening dengan transaksi besar, ibaratnya menggunakan pengamanan kandang orang utan untuk menjaga harimau. 

Mengandalkan TFA / OTP dari SMS untuk mengamankan akun dengan limit transaksi ratusan juta mungkin efektif beberapa tahun yang lalu, namun kriminal akan berusaha mencari cara mengakali pengamanan ini dan terbukti rekayasa sosial yang tepat seperti memalsukan diri sebagai Call Center bank dipadukan dengan situs phising yang tampilannya sama dengan situs bank terbukti efektif mencuri username, password, PIN bahkan kode OTP (One Time Password) yang seharusnya tidak boleh diberikan kepada pihak lain dan hanya dimasukkan ketika melakukan transaksi.

Harusnya institusi finansial bisa menyadari hal ini dan selalu belajar dari pengalaman fraud yang terjadi. Sekuriti adalah proses yang tidak berkesudahan dan pengamanan yang selama ini terbukti efektif suatu saat akan dikalahkan dan harus segera disesuaikan dengan ancaman yang selalu berkembang.

Salam,
Alfons Tanujaya

[email protected]


PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini

Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800


Website : http://www.vaksin.com
Fanpage :
www.facebook.com/vaksincom
Twitter : @vaksincom

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya