Sadap Whatsapp kena peras
Sadap Whatsapp kena peras
Maksud hati menyadap Whatsapp apa daya malah di peras
WhatsApp secara de facto adalah layanan media sosial yang paling populer di dunia dengan pengguna aktif bulanan lebih dari 2 milyar mengalahkan Facebook yang memiliki 1.3 milyar pengguna dan Wechat sebanyak 1.2 milyar pengguna.
https://www.statista.com/topics/2018/whatsapp/
Demi menjaga privasi penggunanya, WhatsApp menerapkan enkripsi end to end yang unik untuk setiap percakapan dimana yang memiliki kunci membuka percakapan yang dienkripsi hanyalah perangkat pengguna WhatsApp yang bersangkutan saja. Trafik antar pengguna WhatsApp bisa disadap dengan mudah, namun karena di enkripsi dengan kunci khusus tadi, maka hasil sadapan itu tidak akan bisa dibaca.
Bagi orang awam, akan sangat sulit / mustahil untuk memecahkan enkripsi WhatsApp dan diperlukan aplikasi sekelas Pegasus yang harganya aujubileh sekitar US $ 500.000 atau sekitar Rp. 7 milyar rupiah dan ditengarai hanya digunakan oleh badan intelijen dan pemerintahan.
Jadi jika ada yang mengatakan bisa menyadap WhatsApp, Signal atau Instagram yang sudah dienkripsi, anda perlu langsung curiga dan jangan percaya. Secara teknis menyadap saja bisa (jika anda berada di jaringan Wifi yang sama dengan korban atau anda bekerja di ISP yang digunakan oleh korban) tetapi membaca hasil sadapan itu yang tidak bisa karena hasil sadapannya dienkripsi dan kunci dekripsinya hanya disimpan di aplikasi perangkat pengguna WhatsApp yang bersangkutan dan server WhatsApp sekalipun tidak memiliki kunci untuk membuka enkripsi tersebut.
Namun, tetap saja banyak orang ingin menyadap isi pembicaraan Whatsapp orang lain, apakah itu kompetitor bisnisnya, mantan, pasangannya yang terkadang dekat di whatsapp tapi jauh di hati atau alasan lainnya.
Keinginan ini dimanfaatkan dengan baik oleh penipu untuk mendapatkan keuntungan finansial dari orang yang ingin menyadap komunikasi WhatsApp dengan mengaku mampu menyadap Whatsapp. Ibadat dukun santet jaman modern, alih-alih berhasil menyadap percakapan WhatsApp dari korban yang di incarnya, malahan ia menjadi korban penipuan dengan berbagai rekayasa sosial dan pada akhirnya bukan hasil sadapan yang didapatkan melainkan aksi pemerasan dimana jika korban tidak membayarkan sejumlah uang yang diklaim untuk menyadap, maka aksi penyadapan ini akan dilaporkan kepada pemilik nomor yang akan disadap.
Vaksincom mendapatkan aksi dari salah satu penipu yang mencari korbannya melalui Twitter dan memanfaatkan keluguan korbannya untuk mendapatkan keuntungan finansial (lihat gambar 1) :

Penipu mengiklankan dirinya sakti mandraguna dan mampu menyadap WA, FB, IG dan Twitter dengan kemampuan super dan terpercaya seperti :
- Tanpa sentuh HP target
- Tanpa diketahui oleh target
- Privasi aman dan terpercaya
Jika korbannya terpancing dan menghubungi nomor yang di iklankan maka segala macam bualan dikeluarkan asalkan korbannya percaya (lihat gambar 2 dan 3).

New Paragraph

Dalam menjalankan aksinya, penipu bermodalkan ketrampilan bakat ngibul yang besar dan beberapa rekening bank untuk menampung pembayaran korbannya. Rekening bank yang digunakan dalam aksi yang dilaporkan ke Vaksincom adalah rkening BCA Digital dan Gopay di CIMB. (lihat gambar 4 dan 5)

Meskipun akun Twitter penipu @jasasadapchat sudah dilaporkan dan di blokir oleh Twitter, rekening atas nama Listrian Despriana BCA Digital (gambar 4) dan CIMB atas nama Gopay Rizki Ramadhan (gambar 5) yang digunakan penipu ini menurut pantauan Vaksincom sampai saat artikel ini dibuat masih aktif dan belum ditutup.

Korban penipuan ini cukup banyak dengan kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, terlihat dari banyaknya posting Twitter yang menginformasikan aksi penipuan yang berujung pemerasan ini. (lihat gambar 6 dan 7).

New Paragraph

Teknik yang digunakan sebenarnya simpel, menggunakan keawaman korbannya, penipu menggunakan istilah IT seperti Two Factor Authentication, Scan Sidik jari dan beberapa capture yang terlihat seakan proses penyadapan sudah berhasil dan berjalan di depan mata. (lihat gambar 8)

Dalam menjalankan aksinya, secara sistematis korbannya akan selalu di iming-imingi dengan tampilan keberhasilan, namun selalu ada langkah terakhir yang membutuhkan dana tambahan dan setiap kali dana tambahan dikirimkan, maka akan muncul lagi masalah lainnya yang membutuhkan dana tambahan lagi. Hal ini akan dilakukan berulang-ulang dan tanpa sadar korbannya akan makin ngebet untuk mendapatkan hasil sadapan ini dan mengirimkan kembali dana yang diminta. Sampai satu titik dimana uang yang dikirimkan sudah sedemikian besar namun hasil sadapan belum diberikan dan korbannya marah dan tidak bersedia mengirimkan uang yang diminta lagi. Maka aksi penipuan ini berganti menjadi aksi pemerasan dan teror, dimana jika tidak mengirimkan uang yang diminta, maka pemilik nomor yang ingin disadap akan diberitahu bahwa korban ingin menyadap nomor tersebut. (lihat gambar 9, 10 dan 11)

New Paragraph

New Paragraph

Hati-hati, jangan mudah percaya dengan segala macam klaim di dunia maya. Menyadap Whatsapp mungkin masih memungkinkan secara teknis, tetapi membaca pesan Whatsapp yang dienkripsi sangat sulit dan agak mustahil kalau hanya dengan uang beberapa juta rupiah bisa menyadap dan membaca pesan Whatsapp orang lain.
Jangan sampai anda ingin menyadap, akhirnya malah jadi diperas.
Salam,
Alfons Tanujaya
PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini
Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800
Website :
http://www.vaksin.com
Fanpage :
www.facebook.com/vaksincom
Twitter : @vaksincom
Vaksincom Security Blog





