Saracen dan Perang Hoax

Alfons Tanujaya • August 30, 2017

Metamorfosis Vietnam Rose dan Toko Online Fiktif ?

   Klaim Saracen bahwa 800.000 akun Facebook yang dijadikan sebagai sarana menyebarkan ujaran kebencian cukup menarik karena dikatakan bahwa akun tersebut didapatkan dari group Vietnam. Meskipun tidak secara jelas dikatakan group Vietnam yang mana. Menurut catatan Vaksincom, insiden sekuriti yang melibatkan peretas Vietnam dan melibatkan banyak korban pengguna media sosial orang Indonesia adalah insiden Vietnam Rose di tahun 2015.
Namun ada hal yang janggal karena 800.000 akun tersebut bentuknya adalah database yang isinya hanya username dan password sangat sulit didapatkan dengan cara konvensional. Untuk menguasai data tersebut harus memiliki akses langsung ke server database pembuat server Vietnam Rose. Ada dua kemungkinan dimana pertama adalah kelompok Saracen memiliki kemampuan meretas yang sedemikian tinggi sehingga mampu membobol server pembuat Vietnam Rose. Kemungkinan kedua adalah kelompok Saracen ini justru merupakan bagian dari Vietnam Rose sehingga memiliki akses ke database Vietnam Rose. Kalau pengakuan Saracen bahwa Vietnam Rose ini meresahkan dan mereka bertindak melibas group ini, sampai hari ini tidak pernah kedengaran sepak terjang Saracen melibas group-group Vietnam penyebar Vietnam Rose ketika mereka menjalankan aksinya menyebarkan posting porno di tahun 2015. Malahan sebaliknya group Saracen ini tertangkap menyebarkan posting berbau SARA dan Hoax.

Vietnam Rose
Vietnam Rose adalah bot autopost yang menyerang pengguna Facebook Indonesia pada pertengahan tahun 2015 dengan mengeksploitasi kelemahan pada app Facebook dimana dengan kode tertentu yang telah dipersiapkan bot dapat melakukan posting pada wall akun Facebook yang menjadi korbannya dan group yang diikuti oleh akun tersebut. Bot ini memanfaatkan celah keamanan pada aplikasi Facebook: HTC Sense dan Blackberry Smartphone Apps dan sangat susah di basmi oleh administrator Facebook. Vietnam Rose adalah metamorfosis dari bot Gadis Mabuk yang sebelumnya mengeksploitasi Add ons Chrome dan Firefox untuk melakukan autopost pada akun Facebook yang menjadi korbannya.
Pada banyak versi dari Vietnam Rose, pembuatnya mengelabui korbannya untuk melakukan login Facebook dengan menampilkan situs phishing pencuri password dan disinyalir data inilah yang disalahgunakan oleh Saracen.
Vietnam Rose akan datang dalam bentuk share posting di wall Facebook, baik di wall pengguna Facebook yang menjadi korbannya maupun semua FB Group yang diikutinya (lihat gambar 1).

Posting porno Vietnam Rose

Salah satu karakter dari Vietnam Rose adalah sekali berhasil menguasai satu akun Facebook, selain posting pada akun yang bersangkutan dengan gambar vulgar dan membuat risih, ia juga akan membombardir group Facebook yang diikuti oleh akun Facebook tersebut sehingga selain malu, pemilik akun Facebook ini juga kemungkinan besar akan di ban oleh administrator FB Group yang terkesima atas posting porno tersebut. Jadi ibaratnya, sudah jatuh, diserempet Gojek pula. Sebenarnya kasihan juga korban Vietnam Rose ini, sudah dapat malu karena akunnya melakukan posting porno lalu di ban oleh administrator group yang diikutinya. Lebih celaka lagi kalau akun FB yang terinfeksi adalah akun administrator group, tentunya admin bingung karena harus meremove dirinya sendiri.

Sebenarnya Administrator server Facebook juga cukup tanggap karena biasanya dalam waktu kurang dari 30 menit semua posting vulgar sudah disedot dengan vacum cleaner termasuk tautan yang diberikan (lihat gambar 2) sehingga tidak menambah korban baru yang mengklik tautan tersebut.

Sharing vulgar Vietnam rose biasanya diblok oleh admin FB dalam waktu kurang dari 30 menit.

Namun, pembuat Vietnam Rose ini akan kembali menjalankan aksinya dalam waktu beberapa jam dengan hanya mengubah gambar vulgar dari koleksinya yang sangat banyak dan menarik (bagi sebagian orang), lalu dengan mengubah sedikit teks posting spam posting porno akan terjadi lagi tanpa bisa dicegah oleh pemilik akun Facebook sampai dihapus secara manual oleh pemilik akun atau admin group, lalu disapu bersih oleh administrator Facebook dan seterusnya. Pada banyak varian dari Vietnam Rose diselipkan kode pencuri kredensial Facebook dimana pembuatnya menggunakan trik yang canggih dimana dikatakan jika pengakses ingin melihat video porno yang dijanjikan, mereka harus melakukan login menggunakan kredensial Facebooknya (lihat gambar 3). Alasannya bermacam-macam, dari verifikasi umur atau sistem berpura-pura error sehingga meminta login ulang.

Situs Phishing pencuri password yang digunakan Vietnam Rose

Pengguna Facebook Indonesia korban Vietnam Rose Terbesar
Dalam statistik yang dikumpulkan Vaksincom, pengguna Facebook Indonesia selalu menjadi korban terbesar dibandingkan negara lain. Padahal Indonesia bukan pengguna Facebook terbesar di dunia. Diperkirakan penyebabnya adalah karena :
  1. Posting ini memang sengaja disebarkan di group-group Facebook berbahasa Indonesia.
  2. Dibandingkan negara lain, pengguna Facebook Indonesia banyak yang tertarik dengan postingan porno.
Setiap kali posting Vietnam Rose disebarkan, lebih dari 30 % korbannya adalah akun Facebook Indonesia. (lihat gambar 4)

Korban Vietnam Rose terbesar berasal dari region Indonesia

Menurut catatan Vaksincom, Vietnam Rose menjalankan aksinya ratusan kali, dengan korban sekitar 2.000 – 15.000 setiap kali posting. Jika di rata-rata setiap kali posting mendapatkan 7.000 korban dan 80 % tertipu memasukkan kredensial ke situs phishing, maka setiap kali aksinya ia mendapatkan 5.600 kredensial akun Facebook. Dengan asumsi posting konten porno dilakukan 150 kali maka total akun yang didapatkan adalah 840.000 akun dan sekitar 30 % dari akun tersebut berasal dari region Indonesia.

Metamorfosis Toko Online Penipu / Fiktif
Jika anda bertanya-tanya, siapa kira-kira otak intelektual di balik kasus Vietnam Rose yang kemudian di duga sebagian beralih profesi menjadi penyebar Hoax dan SARA. Dari sejarah tindak kriminal di dunia online Indonesia, Vaksincom mencatat bahwa di tahun 2012, sebelum era e-commerce dan online shop hari ini, FJB (Forum Jual Beli) yang banyak berperan dalam transaksi online. Lalu bermunculan aksi penipuan toko online fiktif yang mengiming-imingi korbannya dengan produk elektronik dengan harga sangat miring dan menjanjikan untuk mengirim produk tersebut setelah korbannya melakukan transfer uang. Padahal barang yang dijanjikan tidak akan pernah dikirim. (lihat gambar 5)

Pelaku toko online penipu yang diperkirakan bermetamorfosis menjadi produsen Hoax dan SARA

Pelaku penipuan ini tidak pandang bulu dalam menjaring korbannya, sekalipun korbannya adalah seorang remaja pas-pasan bermimpi ingin memiliki handphone yang sudah menabung berbulan-bulan dari uang jajannya dan tertipu oleh toko online ini, mereka akan tega saja menipu uang yang dikumpulkan dengan susah payah tersebut. Jika melihat karakteristik penipu toko online fiktif, segala macam cara dihalalkan asalkan bisa mendapatkan uang, tidak takut dosa dan akibat perbuatannya menyusahkan orang lain. Maka tidak heran kalau ada kesempatan mendapatkan uang dari menyebarkan Hoax berbau SARA juga akan dilakukan, tanpa memikirkan akibatnya yang bisa memecah belah persatuan dan mengakibatkan kekacauan besar.

Pencegahan
Apa yang harus anda lakukan untuk mengantisipasi hal yang meresahkan ini ?
Pertama-tama, sebenarnya pengamanan akun media sosial hari ini sudah sangat baik dan sangat sulit dicuri karena mayoritas sudah menerapkan TFA Two Factor Authentication dan OTP One Time Password. Jika akun anda sudah mengaktifkan pengamanan TFA, peretas tidak akan bisa mengambil alih akun anda, sekalipun ia berhasil mengetahui password anda. Karena untuk login dari perangkat baru akan diminta OTP Password sekali pakai yang hanya dikirimkan ke perangkat HP anda atau aplikasi software OTP yang bisa anda instal dari Play Store atau iTunes store.
Sehubungan dengan informasi Hoax dan SARA yang beredar dan sering tanpa sadar kita ikut menyebarkan, maka Vaksincom menyarankan anda untuk selalu melakukan crosscheck terlebih dahulu sebelum melakukan sharing atau broadcast. Cek kebenaran informasi pada media-media yang terpercaya dan bukan media abal-abal yang sangat banyak bermunculan seperti jamur di musim hujan. Apalagi musim pilkada dan pilpres sebentar lagi menjelang, dipastikan aktivitas Hoax untuk menggiring opini akan sangat marak dilakukan. Pembuat Hoax sangat pintar memanfaatkan situasi dengan memanipulasi informasi guna memainkan perasaan sehingga penerima Hoax akan mudah terpengaruh.
Sebagai contoh, ketika insiden bendera Indonesia terbalik dan kontan orang Indonesia marah atas insiden ini (siapa yang tidak marah kalau bendera negaranya dibalik dalam forum resmi), dalam waktu singkat beredar Hoax video supporter bola Malaysia menyanyikan yel-yel yang menjelek2an dan menghina orang Indonesia. Setelah diselidiki, ternyata video tersebut telah di dubbing ulang dan yel-yelnya dibuat sedemikian rupa sehingga menambah tensi kemarahan penerima Hoax dan kontan langsung menyebarkan kembali Hoax tersebut sehingga menjadi viral.

Salam,

Alfons Tanujaya
PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini
Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya