Fintech as a Services, serangan pinjol 2.0

Alfons Tanujaya • July 31, 2019

Pinjol attack 2.0

 Global Village atau desa global adalah suatu kondisi dimana dunia ini mengecil secara virtual dimana jarak tidak lagi menjadi penghalang sehingga produsen memilih berkonsentrasi pada hal yang paling dikuasainya dimana ia memiliki keunggulan komparatif tertinggi dibandingkan pesaingnya. Contohnya di Indonesia adalah duet Avanza Xenia atau Expander Livina dimana pada dasarnya produk yang dijual adalah sama, tetapi dijual oleh dua perusahaan yang terpisah dengan merek dan layanan yang terpisah.

Hal ini juga terjadi pada ransomware yang secara de facto sudah menjadi industri dimana motivasi utama penyebaran ransomware adalah keuntungan finansial yang jika di hitung-hitung potensinya tidak kalah dengan di dunia kriminal lain seperti perdagangan obat terlarang. Penghambat utama bagi orang awam dalam industri ransomware adalah tingginya pengetahuan teknis yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu ransomware. Bagi orang awam, untuk untuk menyebarkan ransomware konvensional saja membutuhkan pengetahuan yang membuat pusing kepala dimana ia harus menguasai cara menjalankan server web, mengerti cara menjalankan kampanye email atau injeksi web secara masif, paham dengan seluk beluk uang kripto untuk menerima pembayaran tanpa terlacak dan menguasai TOR The Onion Router untuk mengaburkan jejaknya dari intaian pihak berwenang. Asal tahu saja, posisi penyebar ransomware yang di anggap rumit ini dalam industri ransomware termasuk dalam kasta rendah yang hanya membutuhkan pengetahuan teknis standar. Kasta tinggi dalam industri ransomware ini dihuni oleh pembuat ransomware yang menguasai coding, implementasi enkripsi dan tahu persis bagaimana seluk beluk kriptografi berjalan di belakang layar tanpa disadari oleh pengguna komputer. Pembuat ransomware akan memasarkan ransomware buatannya dengan metode RaaS Ransomware as a Services dan ia akan secara otomatis menerima persentase penghasilan setiap kali ransomware ciptaannya yang disebarkan oleh penyebar ransomware.

Pola yang mirip dengan industri ransomware ini juga terjadi di industri pinjaman online dimana dalam beberapa minggu terakhir ini menggemparkan karena terungkap bahwa aplikasi pinjol bisa mendapatkan dan mengeksploitasi data aplikasi populer lain seperti Grab, Gojek dan Tokopedia. Celakanya, data didapatkannya tidak dilindungi dengan baik sehingga banyak informasi yang cukup sensitif yang dapat diakses dan berpotensi di salahgunakan oleh pihak yang tidak berkepentingan. (lihat gambar 1)

Aplikasi pinjol yang ternyata memiliki database aplikasi populer lain

Menurut penelusuran Vaksincom, memang benar bahwa aplikasi pinjol memiliki akses terhadap data aplikasi lain yang populer. Kemungkinan aplikasi pinjol tersebut membutuhkan data dari aplikasi lain sebagai informasi tambahan untuk menjadi dasar keputusan pemberian pinjaman. Yang menjadi masalah utama adalah pengelolaan dan perlindungan data pelanggan pinjol tersebut yang sangat ceroboh sehingga data tersebut dapat diakses oleh publik. Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana cara aplikasi pinjol ini bisa mendapatkan data dari perusahaan sekelas Gojek, Grab dan Tokopedia yang notabene dikelola dengan baik dan tidak mungkin sembarangan membagikan datanya kepada pihak ke tiga, apalagi kepada perusahaan pinjol yang notorious.

Melihat pola industri pinjol di Indonesia yang sudah mirip-mirip malware seperti kata pepatah mati satu tumbuh seribu tentunya akan sangat tidak ekonomis bagi perusahaan pinjol untuk membangun aplikasi sendiri karena biaya untuk membangun satu aplikasi yang handal dan berfungsi sempurna memakan waktu yang lama dan biaya yang sangat tinggi. Sekali di tutup / blokir oleh pemerintah, perusahaan akan rugi karena balik modal membangun aplikasi baru cukup lama. Pilihan terbaik adalah menggunakan aplikasi template dimana setiap kali ditutup, perusahaan tinggal membuat aplikasi baru dengan hanya merubah logo, tema, warna, rekening dan alamat. Lalu dalam bilangan hari sudah menjadi aplikasi pinjol baru dan menjalankan aktivitas lagi di Play Store.

Keuntungan menggunakan aplikasi template adalah biaya yang murah, mudah dan cepat di kostumasi sehingga jika aplikasi diblokir / ditutup, dalam waktu yang sangat singkat aplikasi pengganti dengan nama dan logo yang berbeda sudah dapat berjalan kembali. Salah satu kerugian menggunakan aplikasi template adalah pengguna harus menerima aplikasi ini apa adanya dan sekali master template mengandung kelemahan sekuriti, maka SEMUA aplikasi yang menggunakan master template tersebut akan mengandung celah keamanan yang sama dan dengan mudah dieksploitasi.

Bagaimana pinjol mendapatkan data tersebut ?

Pertanyaan yang paling menarik dari artikel ini tentunya : Bagaimana Pinjol bisa mendapatkan data Gojek, Grab dan Tokopedia ?

Melihat background kemampuan IT perusahaan pinjol dan karakter data yang didapatkan, kemungkinan data pihak ketiga didapatkan dari peretasan atau kebocoran data sangat kecil, karena data pihak ketiga yang didapatkan hanya data pemilik akun yang bersangkutan. Data peminjam pinjol lain memang bocor, tetapi ini merupakan database pinjol yang bocor karena pengelolaan data internal yang tidak aman. Lalu bagaimana caranya perusahaan yang tidak memiliki kemampuan IT yang mumpuni bisa mendapatkan data pihak ketiga yang diproteksi mati-matian oleh pemilik aplikasi ? Jawabannya mudah, gunakan kredensial aplikasi pihak ketiga sebagai syarat pengajuan pinjaman.

Jadi jika peminjam ingin mengajukan pinjaman dan disetujui oleh pinjol, salah satu syaratnya adalah memasukkan kredensial aplikasi yang diinginkan dan dengan webview dalam aplikasi, perusahaan pinjol dengan mudah akan langsung mendapatkan akses pada database aplikasi pihak ketiga untuk user yang bersangkutan, hanya karena ia dengan sukarela memasukkan kredensial sebagai salah satu syarat pengajuan pinjaman. Kalau anda bertanya, kok mau-maunya sih memberikan kredensial hanya karena mau ajukan pinjaman ? Tunggu sampai anda berada dalam posisi sangat membutuhkan uang yang sangat mendesak (anak mau sekolah, anak / orang tua sakit) dan satu-satunya pilihan yang tersisa adalah meminjam dari pinjol, anda akan tahu jawabannya.

Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh aplikasi populer yang datanya menjadi incaran aplikasi pinjol ini ? Kembali jawabannya adalah: Security is a process. Perusahaan aplikasi populer harus memonitor akses terhadap data usernya secara terus menerus dan melakukan pengamanan yang diperlukan jika terjadi potensi penyalahgunaan.

Menurut pengamatan Vaksincom, salah satu ecommerce dengan maskot burung hantu hijau sudah menyadari hal ini dan menerapkan pengamanan tambahan dengan membatasi akses data usernya oleh perusahaan pinjol.

Salam,
Alfons Tanujaya

PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini
Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya