Blog Post

Komputasi Awan dan NGAV

Alfons Tanujaya • Jul 30, 2018

Revolusi Digital Melanda Industri Antivirus (tulisan 1/2 )

NGAV hanya membutuhkan memory kurang dari 25 % memory yang digunakan AV tradisional yang paling ringan sekalipun (Test Passmark Software April 2017)

Pengantar :
Revolusi digital tidak hanya melanda dan mengubah lanskap bisnis konvensional seperti bidang transportasi dengan Uber, Gojek dan Grab. Industri pariwisata terdisrupsi oleh Agoda, Traveloka dan AirBnB serta perusahaan Fintech seperti SocietyOne dan Zola sukses mendisrupsi industri perbankan. Industri antivirus komputer rupanya juga mendapatkan giliran revolusi digital dimana saat ini telah berkembang pendekatan baru yang mendisrupsi antivirus tradisional.
Salah satu persyaratan disrupsi adalah pemberian nilai tambah (value added) dan efisiensi dan semuanya berusaha dipenuhi oleh antivirus generasi baru atau lebih dikenal dengan nama NGAV Next Generation Antivirus. Adapun nilai tambah yang diberikan oleh NGAV terhadap antivirus tradisional adalah :

  1. Instalasi antivirus membutuhkan waktu kurang dari 1 menit per komputer / server.
  2. Mudah di implementasikan pada klien yang tersebar pada cabang yang tersebar secara geografis dan terhubung pada jaringan dengan kuota bandwidth yang terbatas.
  3. Mudah di implementasikan pada jaringan rumit dan sangat tersegmentasi. Konsol manajemen antivirus tersedia semudah membuka akun Dropbox.
  4. Ukuran instalasi file yang sangat kecil 3 MB dibandingkan dengan antivirus tradisional yang mencapai lebih dari 100 MB dan mengakibatkan sistem komputer yang diproteksi menjadi lambat.
  5. Proses scanning satu harddrive baru full yang membutuhkan waktu kurang dari 10 menit.
  6. Tidak membutuhkan server on premise yang memberikan penghematan tidak ada investasi pembelian dan perawatan perangkat keras server antivirus dan sistem operasi yang harus dijaga.
  7. Kebutuhan sistem (footprint) yang rendah dan konsumsi memori terendah dibandingkan semua antivirus tradisional. Pengguna NGAV akan mengalami peningkatan kecepatan yang signifikan dibandingkan menggunakan antivirus tradisional karena sumber daya komputer yang selama terpakai untuk antivirus tradisional terbebaskan dan dapat digunakan untuk aktivitas produktif perusahaan.

  Ada dua kesalahan persepsi yang paling sering muncul di kalangan pengguna antivirus dan sering ditanyakan langsung kepada penulis. Persepsi pertama adalah pihak yang berada di belakang pembuatan virus dimana tudingan langsung biasanya ditujukan kepada pembuat antivirus. Hal ini terjadi karena anggapan bahwa pembuat antivirus yang mendapatkan keuntungan dari menyebarnya virus dimana pengguna komputer harus mengeluarkan uang untuk membeli antivirus guna mencegah terinfeksi virus. Agak sulit juga menjawab pertanyaan pertama karena apapun jawabannya, biasanya akan ditimpali dengan kalau maling ngaku penjara penuh :). Padahal sepanjang sejarah tertangkapnya pembuat virus dari virus AnnaKournikova, Netsky, Melissa, Rontrokbro dan ransomware Cryptolocker, tidak ada satupun pembuat virus yang memiliki hubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan antivirus. Bahkan dalam banyak kasus perusahaan antivirus juga sering mendapatkan serangan dari pembuat virus dalam bentuk DDOS atau serangan langsung melumpuhkan program antivirusnya.

Persepsi kedua yang mungkin tidak disadari oleh pengguna adalah program antivirus itu sangat ampuh dan harus bisa melindungi dari semua virus (malware), kalau tidak bisa artinya antivirusnya jelek. Padahal jika suatu sistem mengandung celah keamanan (vulnerability) dan tidak ditambal (patch), sekalipun dilindungi oleh program antivirus yang mahal dan terupdate sekalipun, malware tetap akan bisa melewati perlindungan antivirus tersebut dan menginfeksi sistem komputer. Lebih parah lagi, satu hal yang banyak tidak disadari oleh pengguna antivirus, sebenarnya cara kerja antivirus tradisional sampai saat ini masih mengandalkan pada definisi antivirus. Artinya produsen antivirus mengenali mayoritas malware berdasarkan sampel yang telah di dapatkannya, jadi jika ada malware baru yang belum terdeteksi atau belum pernah ditemukan sebelumnya mencoba menginfeksi komputer, maka program antivirus kemungkinan besar tidak akan mampu mendeteksi malware tersebut. Hanya setelah ada satu pengguna yang terinfeksi dan sampel tersebut didapatkan oleh produsen antivirus, maka definisi malware tersebut akan segera diteruskan ke server update antivirus dan produsen antivirus lain yang bekerjasama.

Komputasi Awan

Dalam beberapa tahun belakangan ini penetrasi penggunaan komputasi awan meningkat dengan sangat cepat. Didukung oleh makin cepat dan meratanya akses internet sehingga kehandalan data yang disimpan di awan menjadi tidak kalah dengan server fisik yang harus dikelola sendiri. Salah satu faktor pendukung lain adalah pertimbangan finansial dimana dibandingkan dengan mengelola server sendiri dimana harus membeli perangkat keras dan mengadakan layanan tersebut sendiri yang akan menjadi Capex - Capital Expenditure yang ternyata secara finansial bagi kebanyakan perusahaan besar kurang menguntungkan dibandingkan menyewa layanan komputasi awan yang dapat dikategorikan sebagai Opex - Operational Expenditure. Mirip seperti membandingkan antara membeli mobil langsung yang menjadi aset perusahaan lalu menjadi beban penyusutan dibandingkan dengan menyewa dari leasing sehingga menjadi biaya perusahaan yang secara tidak langsung akan memotong laba dan mengurangi beban pajak secara legal.

Perusahaan antivirus juga tidak mau kalah dan berlomba-lomba mengimplementasikan cloud dalam layanannya dimana server manajemen antivirus yang selama ini membutuhkan minimal satu perangkat keras dan sistem operasi yang tersedia secara fisik dan terinstal di perusahaan (on premise) mulai berpindah ke cloud sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan Capex untuk hardware, OS dan maintenance server. Selain itu pengelolaan antivirus juga lebih mudah karena memiliki segala kelebihan cloud. Dibandingkan dengan server on premise, pengelolaan server di cloud selain lebih murah juga pasti lebih cepat karena koneksi server cloud adalah langsung antara komputer pengakses dengan server cloud dibandingkan dengan menjangkau server on premise yang harus melalui lebih banyak koneksi perantara. Namun apakah cukup dengan memindahkan server on premise ke cloud sudah menjadikan antivirus tradisional sebagai NGAV atau Next Generation Antivirus ?

Kita bisa melihat apa yang terjadi pada industri musik dimana lagu-lagu yang semula ada di kaset dan CD dimana harus ada fisik lagu yang dibeli yang tersimpan pada kaset atau CD dan untuk memainkan lagu juga membutuhkan perangkat khusus pemutar kaset / CD. Revolusi yang terjadi adalah digitalisasi pada rekaman lagu dimana untuk pembelian lagu dapat dilakukan langsung dari aplikasi pemutar lagu seperti iTunes dan Spotify tanpa perlu beranjak dari rumah anda. Untuk memainkan lagu juga sekarang tidak memerlukan perangkat khusus dimana hampir semua komputer dan ponsel pintar dapat memainkan lagu yang dibeli sehingga hal ini sangat praktis dan ekonomis. Namun ada satu titik krusial yang menentukan keberhasilan penjualan musik digital melalui awan ini dimana lagu di CD yang sebenarnya sudah dalam bentuk digital tidak serta merta dapat langsung dijual secara digital. Hambatannya adalah ukuran lagu dalam CD yang besar sehingga akan membebani kuota bandwidth dan ruang penyimpanan perangkat pintar. Karena itulah muncul teknologi kompresi yang memungkinkan lagu digital yang awalnya berukuran 30 – 50 MB dan kalau 1 album berisi 10 – 12 lagu maka akan berukuran sampai 0.5 GB dikompresi sedemikan rupa sehingga ukurannya hanya menjadi 10 % dari ukuran digital di CD dengan kualitas suara yang makin hari makin mendekati suara lagu di CD.

Demikian pula dengan program antivirus. Kalau hanya memindahkan server antivirus dari on premise ke cloud lalu mengklaim sebagai NGAV, ibaratnya memindahkan lagu dari CD ke iTunes atau Spotify tanpa melakukan kompresi sudah terjadi revolusi dalam industri musik. Harus ada penyesuaian lebih jauh sehingga perusahaan antivirus tradisional mampu memanfaatkan potensi cloud dan teknologi terbaru yang ada dengan optimal.

bersambung....

Salam,
Alfons Tanujaya

PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini
Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya 27 Mar, 2024
Eksploitasi OTP SMS dan antisipasinya Peran internet dan digitalisasi mengubah banyak aspek kehidupan dalam dunia nyata, memberikan peluang yang besar bagi siapapun yang cukup jeli memanfaatkannya, menciptakan efisiensi dan memangkas birokrasi. Namun, karena sifatnya yang universal dan anonim, tantangan besar dalam pemanfaatan internet adalah identifikasi penggunanya karena identifikasi yang dibutuhkan dalam penyediaan layanan bertentangan dengan sifat dasar internet yang anonim. Tidak dapat disangkal kalau digitalisasi memberikan banyak keuntungan penghematan biaya dan efisiensi bagi layanan finansial seperti dompet digital, mobile banking dan layanan aplikasi yang memberikan banyak manfaat dan bahkan mengubah gaya hidup dan komunikasi masyarakat terlihat dengan pola komunikasi yang memanfaatkan aplikasi digital seperti media sosial dan pesan instan. Untuk mengidentifikasi penggunanya, penyedia layanan menggunakan kredensial seperti username dan password, namun karena berkembangnya ancaman dan perlindungan kredensial tidak cukup aman, maka digunakan perlindungan tambahan OTP One Time Password yang secara teknis sangat handal jika diimplementasikan dengan baik. Dan OTP yang secara de facto paling populer digunakan untuk melindungi kredensial adalah OTP menggunakan SMS. OTP SMS merupakan OTP paling lemah OTP yang paling lemah adalah OTP SMS, tetapi OTP SMS masih lebih aman daripada perlindungan kredensial username dan password saja. OTP SMS kurang aman karena memanfaatkan protokol jadul SMS yang tidak terenkripsi sehingga OTP SMS ini bisa disadap dan dibaca ditengah jalan. Buktinya adalah APK pencuri SMS yang bisa membaca dan memforwardkan OTP SMS ke telegram penipu. Selain itu, jika kartu SIM ponsel berhasil dikuasai orang lain, baik karena SIM Swap atau pengguna kartu prabayar yang melewati masa tenggang dan nomornya dijual kembali, maka OTP SMS ini tentu akan bisa dikuasai dan dibaca oleh pemegang kartu baru dan digunakan untuk mengeksploitasi akun yang bukan haknya. Dalam kasus SIM Swap yang pernah menimpa pesohor Ilham Bintang dimana ketika yang bersangkutan keluar negeri lalu penipu menghubungi penyedia layanan seluler dan melakukan SIM Swap dengan KTP palsu. Tindakan ini termasuk nekad karena penipu harus memiliki KTP Ilham Bintang bodong dan berani tampil secara fisik ke operator. Setelah kasus ini, operator seluler belajar banyak dan sangat memperketat proses penggantian kartu SIM karena jika operator memberikan penggantian kartu SIM kepada penipu yang menggunakan KTP bodong hal ini sepenuhnya berada diluar kontrol pemilik kartu SIM dan operator bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi identitas terhadap pihak yang melakukan penggantian kartu SIM. Salah satunya adalah menggunakan scanner e KTP yang bisa didapatkan dari dukcapil. Alat ini bisa mengidentifikasi KTP bodong dan juga banyak digunakan oleh pihak perbankan untuk mendeteksi KTP bodong yang juga banyak digunakan untuk membuka akun bank bodong guna menampung hasil kejahatan. Mengapa OTP SMS termasuk yang paling lemah tetapi tetap digunakan ? Meskipun OTP SMS rentan disadap dan mudah dieksploitasi, namun kenyataannya penggunaannya paling banyak dibandingkan metode OTP lain seperti Kalkulator Token yang lebih mahal karena harus membeli kalkulator token fisik atau Aplikasi Otentikasi seperti Google Authenticator atau Authy yang gratis tetapi sedikit lebih rumit dibandingkan OTP SMS. OTP SMS paling banyak digunakan karena kemudahan penggunaannya dibandingkan OTP lain dimana layanan SMS sudah otomatis tersedia pada setiap nomor ponsel yang aktif. Sebenarnya OTP SMS dapat ditingkatkan keamanannya jika pengguna dan pengelolanya bagaimana melakukan langkah pengamanan yang baik dan menutup celah kelemahan OTP SMS seperti : Lindungi ponsel anda dari akses ilegal dengan menggunakan PIN / password yang baik atau perlindungan biometrik. Jika anda mengganti nomor ponsel, ingat harus ganti semua layanan OTP anda khususnya layanan finansial seperti mobile banking, dompet digital, akun penting seperti email utama dan akun media sosial penting yang menggunakan OTP SMS. Hindari menggunakan kartu pra bayar dan usahakan gunakan kartu pasca bayar pada nomor OTP dan jangan pernah terlambat membayar tagihan ponsel yang akan berakibat nomor dinonaktifkan. Jika terpaksa menggunakan kartu prabayar, pastikan kartu selalu dalam kekuasaan anda dan tidak pernah melewati masa tenggang. Sekalipun anda menggunakan kartu pasca bayar, ancaman APK pencuri SMS tetap berbahaya karena itu pengguna Android harus ektra hati-hati dengan APK pencuri SMS yang memalsukan dirinya sebagai APK : Kurir Online, Undangan Pernikahan, Surat Tilang atau Tagihan Pajak. Gunakan program antivirus seperti GData Mobile Security dan pastikan anda tidak pernah menginstal aplikasi dari luar play store. Nonaktifkan pilihan fitur "instal unkown apps" atau "instal dari sumber tidak dikenal" pada Android sehingga tidak ada aplikasi yang diizinkan menginstal aplikasi dari luar play store. Jika anda menggunakan iPhone, anda cukup aman dari ancaman APK pencuri SMS yang hanya bisa berjalan di platform Android. Hati-hati dengan phishing dengan berbagai macam trik "ancaman" seperti ancaman kenaikan biaya transfer, ancaman blokir akun dari pengelola layanan karena anda melanggar aturan atau ancaman lainnya yang tujuan utamanya menakuti anda sehingga anda ketakutan memasukkan data kredensial ke situs phishing. Pengguna Android dan iPhone sama rentannya dari ancaman ini. Penipu akan mengelabui korbannya memasukkan kredensial dan OTP yang jika dituruti akan berakibat eksploitasi akun medsos, email atau mobile banking korbannya. Bank menambahkan verifikasi fisik tambahan seperti mengunjungi CS, verifikasi ke mesin ATM, face recognition atau verifikasi ketat call center menghubungi dan jangan hanya bergantung pada OTP SMS "setiap kali" mobile banking berganti nomor ponsel / ponsel. Hal ini akan mencegah akun mobile banking diambilalih sekalipun kredensial dan OTP SMS berhasil dicuri. Apa yang harus dilakukan jika anda menjadi korban ? Jika kartu SIM anda di swap, cara mendeteksi SIM swap adalah ponsel anda mendadak tidak mendapatkan koneksi jaringan seluler. Jangan panik berlebihan, cek kepada rekan anda yang menggunakan operator yang sama apakah memang sedang ada masalah jaringan atau hanya anda yang mengalami masalah ini. Jika benar hanya anda yang mengalami, pastikan bahwa bukan ponsel anda yang rusak dan segera hubungi call center layanan seluler untuk melakukan antisipasi jika anda mengalami SIM Swap. Jika anda terlambat membaca artikel ini dan anda menggunakan kartu prabayar untuk menerima OTP SMS penting dan anda lupa perpanjang dan diambil alih dan OTPnya dieksploitasi oleh penipu : Segera hubungi institusi penyedia layanan finansial seperti kartu kredit, mobile banking dan dompet digital untuk segera memblokir akun anda. Jika eksploitasi masih berlangsung laporkan segera ke kantor polisi dan minta bantuan operator layanan seluler untuk menonaktifkan nomor tersebut. Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah dan operator ? Sebenarnya secara hukum posisi operator cukup kuat dan tidak bisa disalahkan jika mendaur ulang nomor kartu prabayar yang sudah melewati masa tenggang karena dilakukan sesuai peraturan pemerintah. Tetapi dalam kasus kartu prabayar yang digunakan untuk aktivitas jahat, maka operator harusnya cukup tanggap karena kartu SIMnya digunakan untuk melakukan kejahatan, baik itu kartu prabayar maupun kartu pascabayar sekalipun jika digunakan untuk melakukan tindak kejahatan operator wajib melakukan tindakan yang diperlukan. Asalkan memiliki bukti dan dasar yang cukup seperti adanya Surat Laporan Kepolisian dan verifikasi data base user yang dimiliki oleh operator. Pihak pemerintah sebagai regulator harusnya selalu tanggap dan menyesuaikan aturan yang ada. Banyaknya kejahatan memanfaatkan kartu prabayar ini sangat erat kaitannya dengan masifnya penggunaan kartu SIM prabayar dan kebocoran data kependudukan yang masif. Hanya bermodalkan kartu prabayar seharga Rp. 10.000,- rupiah penipu dengan mudah mendapatkan identitas baru untuk melakukan penipuan. Hal ini diharapkan menjadi pijakan untuk melakukan antisipasi dan menelurkan aturan yang lebih baik dan aman. Penegak hukum diharapkan untuk dapat cepat menindaklanjuti aksi penipuan memanfaatkan kartu seluler yang sudah sangat meresahkan dan banyak memakan korban. Kepolisian adalah pihak yang berhak menindaklanjuti aksi kejahatan dan memiliki hak untuk meminta data kepada operator untuk mengidentifikasi penipu yang memanfaatkan kartu seluler untuk kejahatan. Jangan sampai jika korban kejahatannya adalah pejabat penting pihak kepolisian baru bergerak cepat meringkus pelaku kejahatan tetapi ketika masyarakat umum yang menjadi korban kejahatan, layanan yang sama tidak diberikan kepada masyarakat.
Malware Indonesia Q4 - 2023
By Alfons Tanujaya 30 Dec, 2023
Statistik malware Indonesia tahun 2023 ternyata dapat diwakili oleh serangan malware di kuartal 4 2023. Kategori malware yang paling banyak berusaha menginfeksi komputer dan dihentikan oleh Webroot pada 6.900 titik di seluruh Indonesia dan melakukan pelaporan secara online pada konsol manajemen antivirus dikuasai oleh malware dengan kategori Trojan, Generic, Adware, Crack dan Infector. Kelima kategori tersebut mengerucut pada satu jenis malware yang paling ditakuti oleh seluruh admin dan pengguna komputer hari ini : Ransomware dan menguasai 82,78 % dari seluruh insiden yang terdeteksi selama kuartal 4 - 2023. Sisanya adalah malware Vintage (Jadul) seperti Sality, Ramnit, Virut dan Brontok. Disusul oleh kategori Worm, miner dan malware lain yang secara persentase tidak terlalu berarti dibandingkan dengan kategori ransomware. Ransomware meraja Mayoritas malware yang dihentikan tidak akan langsung terdeteksi sebagai ransomware karena memang ransomware sangat berhati-hati dalam menjalankan aksinya dan sekalipun ia berhasil menginfeksi komputer dan mengenkripsi data korbannya, mereka akan segera menghapus semua jejaknya dengan tujuan dapat menjalankan aksinya kembali dengan lebih mudah dan tidak terdeteksi. Sekalipun ada yang berhasil di deteksi, ransomware ini akan segera mengubah sidik jari dirinya baik dengan kompilasi yang berbeda sehingga setiap kali menjalankan aksinya, akan sangat sulit bagi definisi antivirus tradisional untuk mendeteksi dan menghentikannya. Jadi cara terbaik untuk menghentikan ransomware adalah memonitor jalur masuknya dan menghentikannya dimana ransomware ini akan menggunakan berbagai macam metode untuk masuk ke komputer korbannya seperti melalui trojan, generic malware, crack, file infector atau adware. Peringkat pertama malware yang paling banyak terdeteksi pada kuartal 4 di Indonesia adalah Trojan dengan persentase infeksi 32,45 %. Trojan yang berhasil dihentikan oleh Webroot adalah Trojan.Comroki.gen, W322.Backdoor.gen, W32.Bumat.Gen, W32.Dropper.Gen, W32.Trojan.Doublepulsar, W32.Trojan.Gen, W32.Trojan.GenKD dan W32.Trojan.Tiggre. Sama seperti kuda Troya yang berhasil menghancurkan kota Troy, trojan ini akan menyamar sebagai file yang tidak berbahaya seperti rundllexe.dll dari Microsoft, program Winrar.exe atau Patch.exe dan jika tidak dihentikan, trojan ini akan menjalankan aksi jahat dan salah satu yang paling dikhawatirkan adalah membuka jalan bagi masuknya ransomware. Menyusul di peringkat kedua dalah kategori Generic dengan persentase infeksi 19,07 % dengan anggota seperti W32.Gen.BT, W32. Malware.Gen, W32.Malware.Heur, W32.MalwareMlpe, W32.Meredrop.Gen dan W32.Rogue.Gen. Kategori generic adalah kategori malware yang sebenarnya belum terdeteksi oleh definisi antivirus sehingga tidak memiliki nama, namun berhasil dihentikan oleh Webroot dengan teknologi Evasion Shield, Script Detection, Infrared dan Rootkit Shield karena aplikasi jahat ini memiliki ciri atau menjalankan rutin berbahaya. (lihat gambar 1) 
Layanan Perbankan kok pakai SMS Premium ?
By Alfons Tanujaya 19 Dec, 2023
Layanan Perbankan kok pakai SMS Premium ?
By Alfons Tanujaya 15 Jul, 2023
Cekrekening.id Kominfo
By Alfons Tanujaya 03 Jun, 2023
Kerja Freelance buntutnya kena tipu
By Alfons Tanujaya 25 May, 2023
Mallox, pembuat ransomware juga manusia, ada hati ada rasa
Artikel Lainnya
Share by: