Mobile Banking, eksploitasi dan antisipasinya

Alfons Tanujaya • September 24, 2020

Keamanan dan kenyamanan berbanding terbalik, demikian hukum yang berlaku di bidang sekuriti. Kalau mau aman, maka anda harus melalui proses pengamanan yang cenderung menambah birokrasi, proses dan mengurangi kenyamanan. Sebaliknya kalau anda mengutamakan kenyamanan, maka akan banyak proses pengamanan yang seharusnya dilakukan namun ditiadakan guna memberikan kemudahan dan kenyamanan.

Dilema ini yang dihadapi oleh bank dalam menyediakan layanan perbankan online, khususnya mobile banking. Jika layanan mobile banking mengutamakan keamanan baik dalam membuka rekening dan melakukan transaksi mobile banking, bank akan kesulitan dalam menjaring nasabah baru dibandingkan dengan bank kompetitor yang mengutamakan kemudahan di atas keamanan. Sebaliknya, jika bank terlalu mengutamakan kemudahan dalam bertransaksi dan sisi keamanan kurang menjadi perhatian, maka potensi eksploitasi rekening mobile banking oleh pihak yang tidak bertanggung jawab akan sangat tinggi dan menjadikan pemegang rekening online banking menjadi korban.

Dibandingkan mobile banking, internet banking yang notabene dapat dikatakan sebagai kakak tua mobile banking. Dimana pemilik rekening bank bisa melakukan banyak transaksi perbankan utama tanpa harus ke kantor bank pada umumnya sudah memiliki standar keamanan yang cukup tinggi dimana standar otorisasi transaksi finansial penting pada layanan internet banking umumnya mengharuskan OTP One Time Password (Password sekali pakai) dari kalkulator token internet banking. Pengamanan OTP token termasuk ke dalam pengamanan transaksi OTP yang paling aman dibandingkan metode OTP lain seperti menggunakan Google Authenticator, email, Whatsapp atau OTP melalui SMS. Namun rupanya tingkat keamanan tinggi ini masih dirasakan mengurangi kenyamanan dan kemudahan pemilik akun bertransaksi karena harus selalu membawa Token untuk menyetujui transaksi perbankan dirasakan merepotkan dan kurang praktis. Apalagi penetrasi komputer yang digunakan sebagai perangkat utama mengakses internet banking juga relatif rendah dibandingkan dengan telepon seluler sehingga diciptakan produk yang lebih mudah dan mampu menjangkau pengguna potensial lebih banyak tanpa harus membuka cabang, Mobile Banking yang bisa dikses dari ponsel. Dan karena alasan kemudahan dan kenyamanan tadi maka otorisasi transaksi finansial penting seperti transfer atau pemindahbukuan dana bank dengan OTP pun dihilangkan dari Mobile Banking dan sepenuhnya mengandalkan kata kunci, baik dalam bentuk PIN maupun Password.

Dalam kenyataannya, bahkan transaksi kartu kredit yang diproteksi dengan OTP sekalipun masih bisa jebol ketika korbannya tidak sadar dan memberikan kode transaksi karena mengira berbicara dengan pihak customer service bank. Apalagi layanan mobile banking yang hanya mengandalkan kata kunci (PIN atau Password) untuk otorisasi transaksi. Jelas akun seperti ini akan menjadi sasaran favorit karena dengan mengetahui kata kunci saja akan dapat melakukan otorisasi transaksi berkali-kali pada rekening yang bersangkutan sampai saldonya habis.

Kondisi pandemi saat ini memunculkan banyaknya usaha baru yang dijalankan secara online dan minim tatap muka dimana pemilik bisnis online yang ingin menerima pembayaran mau tidak mau menginformasikan data rekeningnya ke publik. Namun tanpa disadari sebenarnya banyak informasi penting menjadi terumbar ke publik seperti :

  • Nama bank
  • Nomor rekening
  • Nama pemilik akun
  • Nomor HP pemilik nomor rekening

Dan pastinya dana di rekening yang dibagikan tersebut akan selalu memiliki saldo yang cukup tinggi dan cukup untuk menjadi incaran kriminal.

Di tangan penipu, 4 informasi ini menjadi tambang emas digital yang jika dimanfaatkan dengan tepat dan korbannya lengah bisa mengakibatkan dana akun bank tersebut berpindah tangan.

Karena itu jika anda memiliki bisnis online atau menerima pembayaran secara online dan harus membagikan akun bank anda, harap pertimbangkan dengan bijak dan persiapkan diri anda sebelum membagikan nomor rekening bank anda.

Pertama-tama pilih bank yang menerapkan tingkat keamanan akun yang tinggi dan jangan hanya mengandalkan password saja untuk otorisasi transaksi. Salah satu produk yang secara teknis sulit mengadopsi TFA/OTP adalah mobile banking karena prinsip dasar mobile banking adalah kemudahan sehingga dibandingkan dengan internet banking yang sudah menerapkan OTP token, maka mobile banking ini lebih rentan di eksploitasi dibandingkan internet banking. Jika memungkinkan gunakan internet banking daripada mobile banking.

Sebenarnya ada usaha pengamanan tambahan yang dilakukan oleh beberapa bank dalam mengamankan mobile bankingnya seperti akun mobile banking yang terkait hanya dengan nomor telepon atau perangkat telepon yang sudah ditetapkan terlebih dahulu sehingga akun mobile banking tersebut tidak bisa diakses dari perangkat atau nomor telepon yang berbeda dari yang telah ditentukan. Namun lagi-lagi karena alasan kenyamanan dan kemudahan nasabah berganti ponsel atau nomor telepon, fitur pengamanan ini banyak tidak diaktifkan oleh bank penyelenggara Mobile Banking. Hal-hal seperti ini bisa menjadi pertimbangan memilih mobile banking. Jangan mengutamakan kemudahan diatas keamanan karena uang anda disimpan disana.

Kalaupun terpaksa menggunakan mobile banking yang kurang terjamin keamanannya, ada baiknya anda sedikit paranoid dan tidak menyimpan dana utama anda di rekening mobile banking tersebut. Gunakan hanya untuk menerima pembayaran saja dan secara teratur pindahkan dana yang berlebih ke rekening lain yang anda yakini keamanannya.

Saat ini transfer dana antar bank yang berbeda (transfer online) juga sudah dapat dilakukan 1 X 24 jam secara realtime dan aman, sehingga nasabah sudah tidak harus membuka rekening di berbagai bank. Kita sebagai konsumen memiliki kemewahan untuk memilih bank dengan biaya dan pengamanan transaksi terbaik. Jangan salah pilih, menyesalnya bertahun-tahun nanti.

Salam,
Alfons Tanujaya

PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini
Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya