Statistik Malware Indonesia 2019 – Bag. 1

Alfons Tanujaya • March 5, 2019

Serangan Malware Generik, Ramnit dan BSOD karena Wannacry

Statistik malware Indonesia Q1, 2019

 Statistik malware Indonesia pada kuartal 1 2019 di dominasi oleh 3 kategori malware, pertama kategori malware sendiri (44 %) disusul oleh Adware (38 %) dan terakhir adalah Trojan (18 %). Kategori malware sendiri juga terdiri dari banyak sekali jenis dan varian yang terdeteksi dimana Malware Generic menempati peringkat pertama sebagai malware yang paling banyak terdeteksi di Indonesia. Tingginya serangan Malware Generic (44 %) menunjukkan trend pembuat malware yang sedang terjadi dimana pembuat malware makin aktif meluncurkan malware baru setiap kali malware buatannya di deteksi oleh program antivirus. Hal ini sebenarnya merupakan suatu strategi yang cukup cerdik dimana pembuat malware mengetahui kelemahan program antivirus tradisional yang membutuhkan waktu 1 s/d 14 hari dari saat suatu malware baru di luncurkan sampai mampu di identifikasi dengan baik oleh semua program antivirus. Setiap kali satu malware baru disebarkan, pembuatnya akan menggunakan berbagai macam trik supaya tidak terdeteksi oleh antivirus sampai ia berhasil mendapatkan korban pertama dan menjalankan aksi jahatnya. Setelah berhasil menjalankan aksi jahatnya dan pengguna komputer yang terinfeksi akan melaporkan kepada pembuat antivirus dan program antivirus akan segera mengidentifikasi malware ini dan menyebarkan definisi malware baru ini ke seluruh klien antivirus melalui update definisi antivirus. Rata-rata waktu yang diperlukan oleh program antivirus mengidentifikasi dengan sempurna satu malware baru inilah yang memakan waktu 1-14 hari. Rentang waktu inilah yang digunakan oleh malware untuk menjalankan aksinya, khususnya trojan internet banking atau Ransomware yang setiap kali terdeteksi oleh program antivirus akan mengubah dirinya dengan metode kompilasi atau program yang berbeda supaya tidak terdeteksi lagi dan kembali menjalankan aksinya lagi.

Pada peringkat 3 terlihat malware lama Ramnit (43 %). Ramnit adalah malware yang memungkinkan penyerang mengontrol komputer yang terinfeksi dengan tujuan mencuri informasi personal dan finansial. Kemudian ia akan membuka backdoor guna mengunduh malware lainnya untuk masuk ke dalam sistem. Ramnit pertama muncul di tahun 2011 dan cukup sering menjadi malware nomor 1, sempat menginfeksi sampai 800.000 komputer Windows. Hebatnya, Ramnit memiliki umur yang sangat panjang dan di bulan Mei 2018 Ramnit ditemukan di botnet “Black” yang berhasil menginfeksi lebih dari 100.000 komputer.

Diluar Generic Malware dan Ramnit, malware yang terdeteksi menyebar di Indonesia oleh Webroot adalah Backdoor (1 %), Heuristic (2 %) (sejenis generic malware), worm (4 %), Wannacry (1 %) dan Mogoogwi (3 %).

Wannacry yang termasuk kategori Ransomware sekalipun tidak seganas saat pertama kali disebarkan di Ukraina dan sudah mematikan dirinya sendiri, namun kenyataannya masih menjadi momok yang cukup menakutkan di pengguna komputer, khususnya pada sistem yang menggunakan Windows XP. Jika satu saja komputer berhasil di infeksi oleh Wannacry, maka kemungkinan besar jaringan komputer yang menggunakan Widnows XP akan menghadapi masalah karena aksi eksploitasi EternalBlue oleh Wannacry pada Windows XP mengandung bug (kesalahan pemrograman) dan mengakibatkan komputer mengalami BSOD Blue Screen of Death massal. Apalagi rata-rata komputer yang menggunakan Windows XP jarang sekali melakukan update dan Windows XP SP 3 sekalipun masih rentan terhadap eksploitasi EternalBlue. Jika mendadak komputer-komputer Windows XP di intranet anda mengalami BSOD misterius yang tidak anda ketahui sebabnya, maka sebaiknya anda berhati-hati dan mengantisipasi datangnya Wannacry di intranet anda.

Wannacry yang mengakibatkan BSOD massal pada Windows XP

Sebenarnya BSOD pada Windows XP yang diakibatkan oleh Wannacry ini bisa dikatakan sebagai “keberuntungan”. Lho, mengapa komputer di serang Wannacry dan menjadi BSOD kok malah dibilang beruntung ? Sebabnya adalah karena jika tidak terjadi BSOD, maka Wannacry akan berjalan dengan baik dan langkah berikutnya adalah mengenkripsi data di komputer korbannya. Satu-satunya cara untuk mengantisipasi BSOD yang diakibatkan oleh Wannacry adalah dengan melakukan menambal (patch) celah keamanan EternalBlue.

Selain Wannacry, tercatat malware Mogoogwi (3 %) yang cukup banyak terdeteksi menyerang di kuartal pertama 2019. Jika berhasil menginfeksi komputer korbannya, Mogoogwi akan menjalankan aksi jahat seperti menghubungi server komando C2 untuk menunggu perintah yang akan dijalankan di komputer korban dan sekali terkoneksi ia akan menjalankan perintah seperti :


  • Mencuri data dari komputer yang di infeksinya.
  • Mengubah settingan firewall dan membuka akses atas koneksi untuk melemahkan komptuer anda.
  • Mengunduh dan menjalankan malware lain atau ransomware.

Mogoogwi akan memalsukan dirinya sebagai GoogleChrome, Firefox atau Windows Update. Mogoogwi menginfeksi ketika komputer mengunjungi situs yang sudah terinjeksi malware, cara menghindarinya adalah menggunakan add on program Web Filtering yang akan mendeteksi situs-situs yang mengandung program berbahaya. (lihat gambar 3)

Situs crack yang mengandung malware atau ancaman keamanan bagi pengunjungnya akan terdeteksi oleh program Web Filtering

Adapun detail malware yang dihentikan oleh Webroot pada kuartal pertama di tahun 2019 dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini.

Diagram kue penyebaran Malware di Indonesia Q1, 2019

Salam,
Alfons Tanujaya

PT. Vaksincom
Jl. R.P. Soeroso 7AA
Cikini
Jakarta 10330
Ph : 021 3190 3800

Vaksincom Security Blog

By Alfons Tanujaya December 25, 2024
Bulan Desember tahun 2024 ditutup dengan pengumuman Ransomware Bashe yang pada pertengahan Desember mengklaim salah satu bank BUMN yang masuk dalam jajaran 5 besar mengalami kebocoran data dan memberikan waktu sampai 23 Desember 2024 untuk membayar uang tebusan 5 bitcoin atau sekitar Rp. 7,6 milyar rupiah atau data tersebut dijual ke pihak ketiga. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya November 25, 2024
Menyambut penutupan tahun 2024, Vaksincom kembali mengadakan event akhir tahun Evaluasi Malware 2024 dan Trend 2025. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, event ini diadakan dalam bentuk Seminar Outing seperti yang pernah diadakan Vaksincom di tahun 2008. Seminar Outing ini akan diadakan dua hari pada awal Desember 2024 di Pengalengan Bandung dan peserta seminar yang umumnya pegiat IT dan admin yang sehari-hari melakukan aktivitasnya dari belakang meja kini akan mendapatkan lingkungan yang berbeda dalam bentuk Outing mengarungi Jeram di Pengalengan Bandung. Selain evaluasi Malware 2024, peserta seminar juga akan mendapatkan informasi tambahan bagaimana mengamankan jaringan dan data yang dikelolanya dari ancaman Ransomware dimana Vaksincom akan meluncurkan VaksinSIEM (Security Information and Event Management) dimana termasuk ke dalamnya Vaksin Protect yang akan dapat mengembalikan data sekalipun berhasil dienkripsi oleh ransomware hanya dengan 1 kali klik tanpa tergantung pada Backup. Peserta baru yang belum menggunakan layanan Vaksincom akan mendapatkan produk andalan Vaksincom Webroot Endpoint Protection untuk melindungi 50 nodes komputer (Windows Workstation / Server dan Mac OS) yang akan dapat digunakan secara full untuk 90 hari. Bonus tambahan akan diberikan kepada seluruh peserta seminar berupa training pengamanan akun digital Call Paman Onetime (True Caller, Password Manager dan aktivasi One Time Password) dimana seluruh peserta seminar akan dibantu langsung oleh teknisi Vaksincom menginstal dan mengimplementasikan aplikasi True Caller, Password Manager dan Aktivasi Two Factor Authentication untuk semua akun penting anda seperti email (Gmail, Yahoo etc) tanpa tambahan biaya apapun alias Gratis. Adapun Seminar Outing tersebut akan diadakan dengan informasi detail sebagai berikut : Seminar Outing Vaksincom 2024 Tema : Evaluasi Malware Indonesia 2024 dan Trend Malware 2025 Waktu : 6 - 7 Desember 2024 Lokasi : Bandung (Rafting Pengalengan dan penginapan hotel Meize City Center Jl. Sumbawa - Bandung) Fasilitas yang disediakan : - Transportasi PP Jakarta - Bandung - Jakarta berangkat dari dari PT. Vaksincom Jl. R. P. Soeroso 7AA, Jakarta 10330 - Penginapan di Hotel Meize City Center sharing 1 kamar 2 orang. - Konsumsi selama event. - Rafting dan peralatan pengaman rafting serta instruktur yang berpengalaman. - Dokumentasi. - Wisata di Bandung. Biaya Seminar sudah termasuk GRATIS : - Sertifikat Seminar - Lisensi Webroot Endpoint Protection Business untuk 50 Nodes selama 90 hari untuk Windows workstation / server dan Mac OS. - VaksinSIEM untuk 1 (satu) nodes beserta Security Hardening dari Vaksincom selama 90 hari. - Aplikasi Password Manager Full Version automatic sync antara Android, iOS, Windows OS, Browser dan Mac OS. Biaya : - Customer Vaksincom Rp. 1.250.000,- (tidak termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Business 50 nodes) - Umum Rp. 1.950.000,- (termasuk lisensi Webroot Endpoint Protection Busienss 50 nodes) Pendaftaran : Hubungi email [email protected] atau Whatsapp 0897-8696-122 dgn ibu Ami I
By Alfons Tanujaya October 29, 2024
Security is a process, itu adalah mantra yang menjadi pegangan para praktisi sekuriti. Dan proses sekuriti adalah proses tidak berkesudahan. Ibaratnya anda bermain sepakbola, maka administrator sekuriti adalah penjaga gawang yang harus menjaga data yang dikelolanya setiap saat tanpa istirahat, 1 x 24 jam dari serangan striker peretas dari seluruh dunia. Apalagi jika anda mengelola data yang kritikal dan berharga seperti mobile banking yang di incar oleh banyak peretas didunia yang tidak kalah pintar dengan anda. Masalahnya adalah mereka bisa menyerang setiap saat dan anda harus siap berjibaku menjaga data berharga yang anda kelola. Kalau yang diserang adalah server aplikasi yang anda kelola, itu saja sudah membuat pusing kepala dan kita melihat pengelolaan server data yang amburadul mengakibatkan banyaknya kebocoran data di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Dalam kasus pengelola mobile banking, skala serangannya justru lebih luas dimana ketika server dan database aplikasi sudah diamankan dengan baik dan sulit diserang, maka penyerang akan mengincar titik terlemah dalam pengamanan aplikasi .... end user alias pengguna aplikasi. Serangan terhadap end user mobile banking yang sangat efektif memanfaatkan rekayasa sosial untuk mendapatkan kepercayaan korbannya seperti mengirimkan APK pencuri SMS yang memalsukan diri sebagai APK kurir online, APK pajak, APK Undangan Pernikahan dan APK Surat Tilang yang intinya adalah mengelabui korbannya menjalankan aplikasi tersebut dan bertujuan mencuri SMS OTP yang akan digunakan oleh peretas untuk mengambil alih dan mengeksploitasi aset digital, baik akun mobile banking, Whatsapp, email atau akun lain sekalipun diproteksi dengan OTP SMS. Pada akhir tahun 2024 ini, aksi yang menggunakan APK pencuri SMS sudah menurun karena efektivitasnya menurun seiring meningkatnya kesadaran pengguna ponsel dan usaha pengamanan yang dilakukan oleh banyak pihak baik pihak bank, dari Google, pengamat sekuriti dan pemerintah yang tidak henti melakukan edukasi terhadap masyarakat atas ancaman ini. Namun sesuai mantra di atas, security is a process. Kini berkembang satu ancaman baru yang perlu diwaspadai dan sangat berpotensi mengancam pengguna aplikasi mobile banking. Dan celakanya, metode yang dipakai adalah mengeksploitasi fitur tambahan yang disediakan oleh Android untuk memudahkan pengguna dengan keterbatasan tertentu. Fitur Aksesibilitas atau Accessibility. Accessibility / Aksesibilitas Aksesibilitas adalah fitur Android untuk membantu pengguna disabilitas. Fitur seperti pembaca teks, subtitel atau tampilan kustom. Untuk mengaktifkan layanan ini di aplikasi membutuhkan akses "accessibility permission" atau "izin aksesibilitas" pada ponsel Android. Dan masalahnya izin ini memberikan hak akses penuh pada perangkat aplikasi. Hak akses penuh ini yang menjadi incaran kriminal siber yang memang selalu berusaha mencari cara untuk mengendalikan ponsel atau tablet. Ketika hak ini didapatkan, maka pengguna ponsel akan terperangkap dan perangkat ponselnya bisa diambilalih. (lihat gambar 1)
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Ransomware secara de facto menjadi malware yang paling ditakuti oleh pengguna komputer dan pengelola data saat ini. Dalam menjalankan aksinya, ransomware dapat menambahkan aksinya menjadi extortionware. Jika ransomware beraksi dengan mengenkripsi data dan sistem yang diserangnya, maka extortionware adalah ancaman menyebarkan data yang berhasil dicuri jika korbannya menolak membayar uang tebusan yang diminta. Serangan ransomware Brainchiper yang merupakan turunan Lockbit pada Pusat Data Nasional / PDN dibulan Juni 2024 melumpuhkan layanan pemerintah yang memanfaatkan sistem dan data yang dikelola di PDN. Salah satu layanan kritis yang terganggu adalah layanan imigrasi yang menjadi pintu gerbang Indonesia dan mencoreng muka Indonesia karena layanan keimigrasian yang mengakibatkan antrian panjang karena sistem imigrasi yang tadinya dilakukan secara elektronik harus dilakukan secara manual. Lalu institusi apa saja yang menjadi korban serangan ransomware di tahun 2024 ini ? Vaksincom akan mengadakan seminar 2 jam singkat tanggal 2 Juli 2024 mengangkat tema 10 ransomware ganas dan korbannya di Indonesia : Akibat dan mitigasinya. Korban Ransomware Sampai pertengahan tahun 2024, sudah ada 10 institusi besar yang menjadi korban ransomware, baik dari institusi swasta maupun pemerintahan dari berbagai industri seperti logistik, logistik makanan, shopping center, consumer finance, bank, finance services, IT Services, transportasi dan pialang saham. Parahnya lagi ada salah satu institusi keuangan Tbk yang sampai dua kali menjadi korban ransomware yang berbeda pada saat yang berbeda dimana pada Juli 2023 bank tersebut menjadi korban ransomware dengan total data yang berhasil dicuri dan dienkripsi sebanyak 450 GB oleh Ransomhouse (lihat gambar 1).
By Alfons Tanujaya June 26, 2024
Vaksincom akan mengadakan seminar evaluasi malware di pertengahan tahun 2024 dengan tema : 10 Korban Ransomware Indonesia 2024: Dampak dan Antisipasinya Acara akan diadakan di : Aming Coffee Shop Raffles Square Jl. Ir. H. Juanda Stasiun Kereta Api Juanda Gambir Jakarta Pusat Waktu : Selasa, 02 Juli 2024 pukul 14.00 - 16.00 Wib Biaya seminar Rp. 250.000,- sudah termasuk : ⁠Konsumsi snack dan coffee khas Pontianak dari Aming Coffe Shop. ⁠⁠Sertifikat Elektronik Materi ⁠⁠Sharing informasi dan workshop ⁠⁠Antivirus GData Endpoint Protection Business atau Webroot untuk 50 komputer dalam jaringan (30 hari). ⁠⁠Vaksin Protect yang akan melindungi komputer anda dari ransomware dan mengembalikan data terenkripsi ransomware tanpa tergantung backup. Daftar dan Resigtrasi sekarang Hubungi : 0897-8696-122 (Ami) Untuk Pembayaran ke rekening PT. Vaksincom BCA : 6540339251 Tempat terbatas hanya 50 peserta.
By Alfons Tanujaya May 16, 2024
Berubah Menjadi Targeted SMS Phishing Penipu APK pencuri SMS menggunakan metode baru dalam menjalankan aksinya. Jika selama ini APK pencuri SMS menggunakan bot SMS to Telegram untuk memforwardkan semua SMS ponsel korban termasuk SMS OTP ke akun Telegram penipu, setelah dibongkar codingnya salah satunya oleh Malvin Valerian @malvin.val lalu bot Telegram tersebut di serang oleh netizen yang marah dengan aksi jahat penipu ini. Sekarang penipu mengganti metodenya dengan langsung menggunakan layanan SMS langsung ke ponsel penipu tanpa memanfaatkan bot Telegram. Jadi setiap kali korbannya menjalankan APK pencuri SMS, setelah menipu mendapatkan korbannya menyetujui akses data dan layanan SMS maka APK penipu ini akan mengirimkan satu SMS kosong dari ponsel korban ke nomor ponsel yang telah dipersiapkan dengan tujuan untuk mengidentifikasi nomor ponsel korban. Setelah mendapatkan nomor ponsel korbannya, maka nomor tersebut dijadikan sasaran eksploitasi dan penipu mengirimkan banyak OTP dan memalsukan dirinya seakan-akan institusi yang terpercaya dengan memalsukan nama pengirim SMS. Aksi pengiriman APK APK akan datang se perti biasa memalsukan diri seperti Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, Paket Kurir Online atau Undangan Pernikahan. (lihat gambar 1)
Artikel Lainnya